Inilah Tiga Kandidat Turis Astronot Pertama Indonesia
Tiga kandidat turis astronot pertama Indonesia (kiri-kanan): Muhammad Sidharta Krisnan (Yogyakarta), Abraham Gamaliel Vigrana (Bandung), dan Rizman A. Nugraha (Belitung) |
Astronesia-Pengalaman sekali seumur hidup—melesat bersama pesawat ulang alik—siap dirasakan salah seorang dari tiga pemuda Indonesia: Muhammad Sidharta Krisna (Yogyakarta), Rizman A. Nugraha (Belitung), dan Abraham Gamaliel Vigrana (Bandung). Kesempatan menjadi turis astronot pertama asal Indonesia ini dihadirkan oleh Axe, salah satu brand PT Unilever Indonesia, Tbk.
Sejak Juni lalu, Axe menggelar seleksi kandidat turis astronot. Dari sekitar 82.000 pelamar, lalu terpilih 40 semifinalis berusia 19-31 tahun yang mengikuti karantina AASA National Space Camp di Pondok Cabe, Jakarta Selatan (27-29/9). Selanjutnya, setelah melewati serangkaian tes fisik, mental dan emosi, terpilih tiga kandidat tersebut yang siap mengikuti pelatihan di AASA Global Space Camp di Orlando, Florida, AS.
“(Turis) Astronot pertama Indonesia yang terpilih akan menjadi AXE man yang memberikan inspirasi bagi penggemar setia AXE lain, bahwa sky is not the limit,” kata William Wijanarko, Brand Manager AXE-Unilever Indonesia. Sekalipun hanya satu kandidat yang berhak melanglang suborbital, namun diyakini William, dua kandidat lain tetap mendapatkan pengalaman dan pengetahuan berharga semasa karantina.
Kandidat turis astronot asal Indonesia akan bergabung bersama kandidat dari 22 negara di AASA Global Space Camp di mana mereka menjalani serangkaian tes layaknya astronaut. Mereka akan terbang dua kali lebih cepat daripada kecepatan suara, merasakan sensasi melayang tanpa gravitasi seperti di angkasa luar, dan menjalani simulasi kekuatan gravitasi ekstrem yang dirasakan astronaut saat mendarat di Bumi.
Turis astronot pertama asal Indonesia akan terbang ke angkasa luar tandem bersama seorang pilot profesional menggunakan XCOR Lynx Mark II. Pesawat angkasa luar berteknologi mutakhir berkapasitas dua orang ini menempuh jarak sejauh 103 kilometer selama 60 menit.
Sumber : National Geographic
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.