Drama 9 Menit, Terjun Melampaui Kecepatan Suara
Felix Baumgartner sesaat setelah pendaratan. Ia berhasil terjun dari ketinggian 39,044 km dengan kecepatan melampaui kecepatan suara |
Astronesia-Setelah sempat ditunda dua kali, misi skydiver asal Austria, Felix Baumgartner, untuk memecahkan rekor skydiving dari
titik tertinggi akhirnya sukses. Minggu (14/10/2012) waktu Amerika
Serikat, pria itu berhasil terjun dan mendarat dengan selamat.
Felix Baumgartner merencanakan misi setidaknya sejak 5 tahun lalu. Dengan keberhasilannya kali ini, dia memecahkan tiga rekor sekaligus. Pertama, menjadi penerjun pertama yang bisa terjun melebihi kecepatan suara dan tanpa bantuan apa pun.
Baumgartner juga berhasil memecahkan rekor sebagai penerjun dengan titik terjun tertinggi. Laporan terakhir AP, Minggu, ketinggian yang berhasil dicapai 39,044 km. Pada rekor sebelumnya, kolonel US Air Force, Joe Kittinger, terjun dari ketinggian 31,2 km.
Penerjunan Baumgartner tak lepas dari drama. Setelah perencanaan penerjunan sempat ditunda karena faktor angin yang kurang mendukung, proses penerjunan pun menjadi detik-detik menegangkan.
Minggu sekitar pukul 22.30 WIB, Baumgartner memulai misi dengan naik menuju ketinggian terjun. Ia naik bersama kapsul yang telah diatur tekanannya, yang diangkat dengan balon helium. Serangkaian peralatan seperti GPS, pembaca kecepatan, pelindung pemanas, dan kamera tersemat di pakaian khususnya.
Satu jam setelah terangkat naik, Baumgartner sampai pada ketinggian 19,2 km di atas permukaan laut. Kittinger yang juga menjadi anggota tim persiapan penerjunan ini mengatakan, "Semua dalam keadaan lampu hijau. Baik-baik saja."
Ada masalah yang sempat dihadapi saat penerjunan. Diwartakan BBC, Baumgartner seharusnya mulai terjun dalam posisi segitiga dengan kepala di bawah. Namun, video yang merekam penerjunan menunjukkan posisi terjun sempat tak tepat.
Akibatnya, tubuh Baumgartner sempat tampak berputar-putar. Jika ini berlanjut, kerusakan pada mata, otak, dan sistem kardiovaskular tak terhindari. Untunglah, dengan pengalaman 2.500 skydiving, Baumgartner berhasil menstabilkan posisinya.
Sebelum drama itu pun misi sempat akan dibatalkan. Bagian pelindung yang berfungsi memanaskan gagal bekerja. Akibatnya, ketika Baumgartner mengembuskan napas, pelindung ini berkabut.
"Ini sangat serius, Joe," kata Baumgartner kepada Kittinger seperti dikutip BBC, Minggu. Meskipun demikian, kendala yang dihadapi bisa diselesaikan. Kittinger meyakinkan Baumgartner bahwa malaikat akan menjaganya.
Detik-detik menegangkan berakhir ketika proses penerjunan akhirnya lancar. Baumgartner terjun lebih cepat dari perkiraan, yakni selama 9 menit 3 detik. Sekitar 4 menit 44 detik dari penerjunan merupakan gerakan jatuh bebas, sementara setelahnya adalah penerjunan dengan parasut.
Sesaat setelah pendaratan di gurun wilayah New Mexico, ia mengangkat tangan sebagai tanda kemenangan. Kolega, ibu, dan pengendali misi pun menyambut riang keberhasilan itu. Baumgartner pun segera diangkut dengan helikopter untuk merayakan kemenangan.
Dengan keberhasilan ini, sejumlah risiko telah ditaklukkan Baumgartner. Jika saat keluar dari kapsul pakaian khusus rusak, Baumgartner berisiko mengalami gejala ebullism alias darah mendidih. Terkait dengan posisi penerjunan, ia berisiko mengalami kerusakan organ.
Satu kalimat bermakna yang diungkapkan Baumgartner ialah, "Kadang kita harus berada di tempat yang sangat tinggi untuk melihat betapa kecilnya diri kita."
Secara kebetulan, keberhasilan Baumgartner menjadi manusia pertama yang terjun melampaui kecepatan suara tanpa alat bantu ini bertepatan dengan peringatan 65 tahun tes pilot Amerika Serikat, Chuck Yeager, yang berhasil terbang dengan pesawat melebihi kecepatan suara.
Felix Baumgartner merencanakan misi setidaknya sejak 5 tahun lalu. Dengan keberhasilannya kali ini, dia memecahkan tiga rekor sekaligus. Pertama, menjadi penerjun pertama yang bisa terjun melebihi kecepatan suara dan tanpa bantuan apa pun.
Baumgartner juga berhasil memecahkan rekor sebagai penerjun dengan titik terjun tertinggi. Laporan terakhir AP, Minggu, ketinggian yang berhasil dicapai 39,044 km. Pada rekor sebelumnya, kolonel US Air Force, Joe Kittinger, terjun dari ketinggian 31,2 km.
Penerjunan Baumgartner tak lepas dari drama. Setelah perencanaan penerjunan sempat ditunda karena faktor angin yang kurang mendukung, proses penerjunan pun menjadi detik-detik menegangkan.
Minggu sekitar pukul 22.30 WIB, Baumgartner memulai misi dengan naik menuju ketinggian terjun. Ia naik bersama kapsul yang telah diatur tekanannya, yang diangkat dengan balon helium. Serangkaian peralatan seperti GPS, pembaca kecepatan, pelindung pemanas, dan kamera tersemat di pakaian khususnya.
Satu jam setelah terangkat naik, Baumgartner sampai pada ketinggian 19,2 km di atas permukaan laut. Kittinger yang juga menjadi anggota tim persiapan penerjunan ini mengatakan, "Semua dalam keadaan lampu hijau. Baik-baik saja."
Ada masalah yang sempat dihadapi saat penerjunan. Diwartakan BBC, Baumgartner seharusnya mulai terjun dalam posisi segitiga dengan kepala di bawah. Namun, video yang merekam penerjunan menunjukkan posisi terjun sempat tak tepat.
Akibatnya, tubuh Baumgartner sempat tampak berputar-putar. Jika ini berlanjut, kerusakan pada mata, otak, dan sistem kardiovaskular tak terhindari. Untunglah, dengan pengalaman 2.500 skydiving, Baumgartner berhasil menstabilkan posisinya.
Sebelum drama itu pun misi sempat akan dibatalkan. Bagian pelindung yang berfungsi memanaskan gagal bekerja. Akibatnya, ketika Baumgartner mengembuskan napas, pelindung ini berkabut.
"Ini sangat serius, Joe," kata Baumgartner kepada Kittinger seperti dikutip BBC, Minggu. Meskipun demikian, kendala yang dihadapi bisa diselesaikan. Kittinger meyakinkan Baumgartner bahwa malaikat akan menjaganya.
Detik-detik menegangkan berakhir ketika proses penerjunan akhirnya lancar. Baumgartner terjun lebih cepat dari perkiraan, yakni selama 9 menit 3 detik. Sekitar 4 menit 44 detik dari penerjunan merupakan gerakan jatuh bebas, sementara setelahnya adalah penerjunan dengan parasut.
Sesaat setelah pendaratan di gurun wilayah New Mexico, ia mengangkat tangan sebagai tanda kemenangan. Kolega, ibu, dan pengendali misi pun menyambut riang keberhasilan itu. Baumgartner pun segera diangkut dengan helikopter untuk merayakan kemenangan.
Dengan keberhasilan ini, sejumlah risiko telah ditaklukkan Baumgartner. Jika saat keluar dari kapsul pakaian khusus rusak, Baumgartner berisiko mengalami gejala ebullism alias darah mendidih. Terkait dengan posisi penerjunan, ia berisiko mengalami kerusakan organ.
Satu kalimat bermakna yang diungkapkan Baumgartner ialah, "Kadang kita harus berada di tempat yang sangat tinggi untuk melihat betapa kecilnya diri kita."
Secara kebetulan, keberhasilan Baumgartner menjadi manusia pertama yang terjun melampaui kecepatan suara tanpa alat bantu ini bertepatan dengan peringatan 65 tahun tes pilot Amerika Serikat, Chuck Yeager, yang berhasil terbang dengan pesawat melebihi kecepatan suara.
(Sumber: kompas.com)
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
5 komentar
Tambah komentarapa gak kebakar itu orang kan kalo lewat atmosfer asteroid aja kebakar apa lagi manusia....
hehe iya ya gan.. padahal klo pesawat ato meteor sering terbakar gt,,mngkin karena kecepatannya waktu msuk atmosfir kurang gan
padahal kecepatan cahaya lo itu cepet banged jadi pengen ngerasain hihihi :D
ralat salah tulis " kecepatan suara " maksudnya hehehe
hehehe.. iya gan,,
btw aku bleh tau ga fb gan ato twitter gtu,, biar kita bsa lebih lancar komunikasi sesama blogger :)
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.