Gerhana Bulan Supermoon Menawarkan Resiko Dan Kesempatan Ilmiah Pada Wahana Pengorbit Bulan
![]() |
Ilustrasi wahana NASA Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) |
AstroNesia ~ Gerhana Bulan Supermoon langka akhir pekan ini akan menawarkan risiko dan kesempatan ilmiah wahana antariksa NASA yang mengorbit bulan.
Tetangga terdekat bumi akan gelap gulita pada Minggu malam (27 September) waktu Amerika Utara selama gerhana. Hal ini disebabkan oleh Bumi yang menghalangi bulan dari sinar Matahari. Fenomena ini akan menjadi gerhana bulan supermoon karena pada saat gerhana, bulan berada pada posisi terdekatnya dengan Bumi. Gerhana seperti ini terakhir terjadi pada 1982 dan akan terjadi lagi pada tahun 2033.
"Kami memiliki metode, dan bekerja dengan baik," kata perencana operasi sanis Dawn Myers, dari NASA Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Maryland, mengatakan dalam sebuah pernyataan. "Itu selalu membuat stres selama pendekatan gerhana, tapi kami mengikuti prosedur yang sama setiap kali, dan kami belum punya masalah."
Prosedur tersebut awalnya mematikan sistem LRO untuk menghemat daya baterai dan baru diaktifkan ketika matahari muncul lagi. Tetapi anggota tim misi mendapat pengalaman selama bertahun-tahun (LRO diluncurkan pada bulan Juni 2009) dan mereka memiliki cukup percaya diri untuk mengambil beberapa data selama gerhana bulan.
Sebagai contoh, selama gerhana terakhir, LRO mengaktifkan instrumen Diviner untuk melacak suhu permukaan bulan yang tidak terkena sinar matahari sampai terkena sinar matahari lagi. Suhu ini dapat berubah secara dramatis, mengubahnya sekitar 280 derajat Fahrenheit (156 derajat Celsius) hanya dalam beberapa menit, kata para pejabat NASA.
Misi Lunar Reconnaissance Orbiter memetakan bulan secara detail yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan akan beroperasi sampai Oktober 2016. Wahana ini memiliki ukuran seperti mobil kecil dan membawa tujuh instrumen sains yang berbeda (yang sebagian besar akan dimatikan pada hari Minggu saat gerhana).
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
- NASA : Bulan Darah Bukan Pertanda Kedatangan Asteroid Yang Akan Memicu Kiamat Pada 28 September
- Astronom Temukan Kembaran Tata Surya Kita Yang Berjarak Hanya 10,5 Tahun Cahaya
- Daerah Antara Saturnus Dan Cincinnya Bebas Debu Dan Membuat Ilmuwan Bingung
- Ilmuwan Ungkap Misteri Struktur Seperti Mahkota Di Venus
- Astronom Temukan Supernova Yang 50 Kali Lebih Terang Dari Biasanya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.