Fenomena Matahari Kembar Terlihat Di Tarakan, Kalimantan Utara
Penampakan Matahari kembar di Tarakan |
AstroNesia ~ Laporan tentang penampakan Matahari kembar masih terus berlanjut. Laporan terbaru datang dari seorang saksi yang mengambil gambar Matahari kedua dari lantai 6 gedung Silver Radar Tarakan di Kalimantan Utara pada 4 Desember 2015 yang terlihat beberapa menit, antara pukul 17:49 Wita hingga matahari tertutup awan pada pukul 17:50.
Fenomena ini memang luar biasa dan langka. Namun, fenomena ini sebenarnya adalah fenomena atmosferik yang telah dikenal di dunia sains. Nama fenomena itu adalah Sun Dog yang terlihat bersamaan dengan Parhelic Circle. Kadang sering juga disebut dengan fenomena matahari kembar.
Fenomena Sun Dog (Sundog) yang kadang juga disebut dengan Parhelion adalah sebuah fenomena ketika kita bisa melihat adanya kumpulan cahaya tambahan di kedua sisi matahari. Kadang, kumpulan cahaya ini bisa terlihat seperti bola yang membuat kita berpikir kalau cahaya ini adalah matahari tambahan.
“Fenomena atmosfer disebabkan oleh pembiasan cahaya matahari melalui kristal es seperti yang diselenggarakan di awan cirrus. Mirip seperti teori cermin,” kata Raden Eko Sarjono, forecaster BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Bulungan.
Teorinya, Sun Dog terjadi ketika cahaya matahari bersinar menembus kumpulan lempeng es kristal hexagonal yang tersusun secara horizontal di langit yang mengakibatkan cahaya itu dibelokkan dengan sudut minimum 22 derajat. Proses ini bisa disamakan dengan proses terciptanya pelangi yang terbentuk karena cahaya matahari yang menyinari tetesan air di angkasa.
Fenomena ini bisa muncul dimana saja dan kapan saja. Namun, ia akan lebih mudah terlihat ketika matahari berada pada posisi yang lebih rendah di horizon (saat terbit atau terbenam).
Umumnya Sun Dog berwarna merah ketika ia berada pada jarak terdekat dari matahari. Ketika ia semakin menjauh dari matahari, warnanya akan berubah mengarah ke biru.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.