Astronom Temukan Kembaran Tata Surya Kita Yang Berjarak Hanya 10,5 Tahun Cahaya
Ilustrasi sistim Epsilon Eridani |
AstroNesia ~ Para ilmuwan telah menemukan sebuah sistim planet yang sangat mirip Tata Surya kita yang berjarak hanya 10,5 tahun cahaya dari Bumi.
Astronom mengatakan bahwa tata surya ini merupakan lokasi utama untuk meneliti bagaimana planet terbentuk di sekitar bintang seperti Matahari kita.
Menurut peneliti dari University of Arizona di AS, bintang Epsilon Eridani (eps Eri) terletak 10,5 tahun cahaya di belahan bumi selatan di konstelasi Eridanus dan itu adalah sistem planet terdekat di sekitar kita yang mirip dengan Matahari pada awal hidupnya.
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa eps Eri memiliki cakram puing, yang merupakan nama yang diberikan pada bahan sisa yang masih mengorbit bintang setelah pembangunan planet selesai.
Puing-puing itu bisa berbentuk gas dan debu, begitu pula objek berbatu dan es kecil.
Cakram puing ini dapat meluas terus menerus atau terkonsentrasi pada sabuk puing, mirip dengn sabuk asteroid atau sabuk kuiper di tata surya kita.
Selanjutnya, pengukuran hati-hati gerakan eps Eri menunjukkan bahwa planet dengan massa hampir sama seperti Jupiter mengelilingi bintang itu pada jarak yang sebanding dengan jarak Jupiter dari Matahari.
Peneliti mampu membedakan antara dua model teoritis dari lokasi puing-puing yang hangat, seperti debu dan gas, di sistim eps Eri dengan bantuan gambar baru dari Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy (SOFIA).
Model ini didasarkan pada data sebelumnya yang diperoleh dengan teleskop antariksa Spitzer milik NASA.
Salah satu model menunjukkan bahwa material hangat ada di dua lingkaran puing-puing yang sempit, yang masing-masing sesuai dengan posisi sabuk asteroid dan orbit Uranus di tata surya kita.
Para teoretikus yang menggunakan model tersebut telah mengindikasikan bahwa planet terbesar dalam sistem planet biasanya dihubungkan dengan sabuk puing yang berdekatan.
Model lainnya mengaitkan material hangat dengan debu yang berasal dari zona bagian luar seperti sabuk Kuiper dan mengisi cakram puing-puing menuju bintang tengah.
Dalam model ini, material hangat berada dalam disk yang luas, dan tidak terkonsentrasi ke cincin seperti sabuk asteroid dan juga tidak terkait dengan planet di wilayah dalam.
Menggunakan SOFIA, Kate Su dari University of Arizona dan tim risetnya memastikan bahwa material hangat di sekitar eps Eri sebenarnya tersusun seperti model pertama yang disarankan, setidaknya ada satu sabuk sempit dibanding sabuk yang luas.
Tim mempelajari emisi inframerah terkuat dari material hangat di sekitar eps Eri, dengan panjang gelombang antara 25-40 mikron, yang tidak terdeteksi oleh observatorium berbasis darat.
Penelitian ini dipublikasikan di The Astronomical Journal.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
2 komentar
Tambah komentarKenapa astronesia sekarang jarang update berita astronominya ya?
Kog lama gak update ya?
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.