Mengapa NASA Gencar Memburu Gas Metana di Mars?


foto
Foto bebatuan dan permukaan tanah Planet Mars yang diambil kendaraan penjelajah Curiosity NASA. REUTERS/NASA/JPL-Caltech/MSSS

Astronesia-Perburuan kehidupan di Mars terus bergulir. Misi ambisius Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) ini memasuki babak baru saat robot Curiosity gagal mendeteksi gas metana di atmosfer Planet Merah pada beberapa endusan pertama.


Begitu banyak ilmuwan dan awam kecewa dengan hasil pembacaan awal peranti Analisis Sampel Mars (SAM) yang terpasang di Curiosity. Sebab, penemuan metana telah lama dikaitkan dengan adanya kehidupan di suatu planet, dalam kasus ini, Mars.


"Semua orang gembira tentang kemungkinan adanya gas metana di Mars karena kehidupan selalu menghasilkan metana," kata Sushil Atreya, pakar SAM dari Universitas Michigan, Kamis 8 November 2012.


Setidaknya 90 persen metana di atmosfer Bumi berasal dari makhluk hidup. Kondisi inilah yang menjadi acuan para ilmuwan NASA untuk menggunakan metana sebagai indikator adanya kehidupan di Mars.


Para ilmuwan NASA punya satu teori untuk menjawab absennya metana di Mars. Menurut mereka, metana di Mars punya perilaku unik. Gas tak berbau itu bisa dengan cepat menghilang dari atmosfer. Artinya, setiap molekul metana yang berputar-putar di satu lokasi pada waktu tertentu kemungkinan diproduksi pada masa lalu.


"Metana biasanya hancur secara alami lewat reaksi fotokimia, seperti halnya di Bumi. Proses yang sama bisa terjadi di Mars, tapi perlu ratusan tahun," kata Atreya, menambahkan bahwa sebagian besar metana di Mars mungkin "hilang" lantaran diserap oleh permukaan planet itu sendiri.


Lagipula, Atreya mengatakan, keberadaan jumlah besar metana tidak serta merta menggambarkan kehidupan di Mars. Sebab, metana juga dapat diproduksi lewat proses abiotik, seperti degradasi partikel debu antarplanet oleh sinar ultraviolet dan interaksi antara air dan batu. "Tumbukan komet juga bisa menghasilkan metana," ujarnya.


Curiosity akan melanjutkan perburuan hingga dua tahun mendatang untuk memastikan apakah Mars benar-benar memiliki metana, gas yang bisa mendukung kehidupan mikroba. Temuan awal yang diperoleh robot beroda enam ini telah memberi pemahaman tambahan tentang pembentukan dan penghancuran metana di Planet Merah.


"Setidaknya untuk saat ini, metana di Mars memang tenggelam diserap permukaannya," kata Atreya. "Tapi dugaan itu bisa berubah seiring waktu."

Blog ini adalah sajian berita Sains dan Teknologi yang kami kutip dari berbagai Sumber, jika anda menyukai dan mau dapatkan Update berita terbaru, harap ikuti blog ini dengan memasukan Email anda atau mengikuti Twitter/Facebook, dengan begitu anda secara otomatis akan mendapatkan Update Berita terbaru disini.


Share This Article Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Recommendation News close button
Back to top

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.

Thanks For Your Comment Here
Powered by Blogger.