Titan Bersinar seperti Lampu Neon

Gambar menunjukkan citra cahaya Titan, bulan Saturnus, hasil tangkapan Cassini. Gambar di sebelah kiri merupakan foto yang sudah dikalibrasi tetapi tanpa diproses. Gambar sebelah kanan diproses dengan menghilangkan cahaya yang dipantulkan Saturnus.

Astronesia-Hasil studi terbaru menunjukkan bahwa bulan terbesar Saturnus, Titan, bersinar seperti lampu neon dalam neon sign. Wahana antariksa Cassini Berhasil menangkap cahaya tersebut.

"Ini sangat menarik karena kami belum pernah melihatnya di Titan," kata Robert West, anggota tim penginderaan Cassini di Jet Propulsion Laboratory, Badan Penerbangan dan Antariksa NASA di Pasadena, California.

"Hal ini memberitahukan pada kita bahwa kita belum mengetahui semua hal yang perlu diketahui tentang Titan, dan itu membuat bulan ini lebih misterius," tambah West seperti dikutip Space.com, Kamis (1/11/2012).

Meski bersinar, cahaya Titan sangat redup. Dayanya kurang lebih hanya sepersejuta Watt. Cahaya bulan ini disebut "airglow", cahaya yang dihasilkan ketika molekul atmosfer tereksitasi karena cahaya Matahari atau partikel bermuatan.

Cassini menangkap cahaya Titan dengan exposure selama 560 detik pada tahun 2009. Titan sedang melewati bayangan Saturnus ketika dicitrakan sehingga ilmuwan yakin bahwa cahaya berasal dari Titan.

Berkomentar tentang cahaya Titan, West mengatakan, "Ini seperti neon sign, dimana elektron yang dihasilkan listrik menabrak atom neon, menyebabkannya berpendar. Di sini kita melihat cahaya dihasilkan saat partikel bermuatan menabrak molekul nitrogen di atmosfer Titan."

Dari observasi Cassini, cahaya Titan tidak hanya dilihat di ketinggian, tetapi juga di bagian atmosfer yang lebih dalam. Observasi menunjukkan, cahaya bulan itu bisa dilihat dari ketinggian 700 km dan 300 km dari permukaan.

Ilmuwan berpendapat, partikel bermuatan yang menghasilkan cahaya tidak berasal dari Matahari karena jarak Titan yang jauh. Dugaan ilmuwan, cahaya diproduksi dari sinar kosmos atau oleh reaksi di dalam Titan itu sendiri.

Peneliti mengungkapkan, atmosfer Titan memiliki kandungan kimia menarik, termasuk senyawa kimia organik seperti karbon di Bumi. Cahaya Titan dapat membantu ilmuwan meneliti bagaimana molekul tersebut saling berinteraksi.

Bukan hanya Titan sebenarnya yang menghasilkan cahaya. Venus pun demikian. Cahaya yang dihasilkan Venus disebut cahaya Ashen, diakibatkan oleh petir. Cassini telah menemukan fenomena petir di Saturnus, namun belum di Titan.

Hasil riset ini akan dipublikasikan di Geophysical Research Letters.

kompas.com

Blog ini adalah sajian berita Sains dan Teknologi yang kami kutip dari berbagai Sumber, jika anda menyukai dan mau dapatkan Update berita terbaru, harap ikuti blog ini dengan memasukan Email anda atau mengikuti Twitter/Facebook, dengan begitu anda secara otomatis akan mendapatkan Update Berita terbaru disini.


Share This Article Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Recommendation News close button
Back to top

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.

Thanks For Your Comment Here
Powered by Blogger.