Misi Terancam : Philae Terjebak Di Kawah Gelap Dan Baterainya Sekarat
Gambar panorama pertama yang diambil Rosetta dari permukaan komet 67P menggunakan instrumen CIVA |
AstroNesia ~ Pejabat Badan Antariksa Eropa (ESA) menyampaikan perkembangan terbaru robot Philae, yang telah di komet 67P/Churyumov-Gerasimenko pada Rabu malam lalu.
Badan antariksa itu mengatakan memang Philae tidak mendarat pada titik yang telah direncanakan sebelumnya. Robot berbobot 100 Kg itu sempat memantul dua kali dan telah bergeser sejauh 1 Km dari titik sasaran mendarat.
Disebutkan pantulan pertama, Philae memantul dengan ketinggian 1 Km dan pantulan kedua lebih rendah, 20 meter, dan kemudian Philae berhenti dan beristirahat.
Gambar ini menunjukkan titik pendaratan robot Philae yang direncanakan (tanda silang), dan pendaratan yang sebenarnya (tanda arsiran) |
"Jika Anda melihat gambar yang kami miliki saat ini, sepertinya Philae beristirahat menghadap batu yang sangat tak teratur," jelas Paolo Ferri, Direktur Misi Pendaratan Philae.
Mengenai titik pendaratan terakhir Philae, ilmuwan belum bisa memastikan apakah Philae mendarat dekat lubang atau tebing. Ferri bersyukur komunikasi radio Philae tak terganggu.
Terkait posisi detail, ESA hanya mengonfirmasi Philae berhenti sangat dekat dengan tebing atau gua, tapi dekat dengan kawah.
"Ada beberapa spekulasi tentang hal itu, bahwa Philae berada di sebuah lubang, tapi jujur, kami tidak tahu, karena kita belum melihat semua gambar," terang Ferri.
Sayangnya, ESA menambahkan, satu dari tiga kaki Philae tak menghujam ke permukaan komet, satu kaki mencuat ke atas. Kondisi ini bisa menghambat pergerakan robot yang mana dalam kondisi normal bergerak dengan tiga kaki.
"Saat ini, saya merasa (Philae) seperti kaki saya tidak menyentuh tanah," tambah Ferri. Mengenai pantulan yang terjadi pada Philae, ilmuwan menggambarkan permukaan komet 67P lebih seperti 'trampolin' dibanding struktur bebatuan.
Sebab tekstur permukaan komet terlihat lembut dan seperti tepung. Hal ini lah yang diperkirakan menyebabkan Philae tak langsung kokoh dalam pendaratannya.
Stefan Ulamec, Manajer Pendaratan Philae, mengatakan dalam posisi darurat itu, Philae diselamatkan dengan menggerakkan gear pendaratan. Langkah ini membuat Philae 'melompat' dari permukaan sehingga bisa dalam posisi tegak saat ini dan akses sinar matahari yang lebih baik.
Sayangnya, tantangan lain tengah mengintai. Daya robot itu terbatas. ESA mengatakan Philae masih menyisakan daya 20-30 jam jam tersisa pada daya baterai utama.
Setelah itu, Philae harus mendapatkan daya dengan beralih ke baterai sekunder yang didapatkan dari panel surya pada tubuhnya.
Kabar Buruk
Problemnya, kondisi sinar matahari belum pada ideal. Pada posisi Philae saat ini, robot itu kemungkinan hanya mendapatkan paparan sinar matahari selama 90 menit setiap 12 jam. Hal ini dikarenakan lokasi gelap pada komet. Jika Philae tak mendapatkan daya yang cukup pada baterai sekunder, maka robot itu bakal cepat kehabisan daya. ESA juga mengungkap delapan dari sepuluh instrumen Philae dan panel surya yang dalam keadaan bagus.
Instrumen yang tak bekerja yaitu Alpha Proton Spektrometer X-ray (APXS) dan bor SD2. ESA mengatakan dua instrumen itu sangat berisiko digunakan saat ini sebab mabian dari instrumen penggerak, sementara posisi kaki Philae belum sempurna
Ferri mengatakan semua instrumen non-mekanik di Philae bekerja dengan sempurna, tetapi para ilmuwan tidak akan mencoba untuk memulai salah satu instrumen mekanik.
Sementara untuk instrumen kamera yang diletakkan di bagian luar, dilaporkan berfungsi. Misanya instrumen Comet Infrared and Visible Analyser (CIVA) telah memotret langit.
Dengan waktu tersisa 24 jam pada baterai utama, peneliti dilaporkan saling berupaya mendapatkan data yang telah diambil Philae sebelum menghadapi kemungkinan robot itu 'meninggal'. Peneliti juga tengah bekerja keras menemukan cara mengisi ulang panel surya dan menjaga Philae tetap hidup.
Kabar Baiknya
Kita masih mempunyai Philae di permukaan Komet yang dapat mengumpulkan segala macam data yang akan membantu kita lebih memahami komet.
Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.