Studi Asal Mula Air Di Bumi Temui Titik Terang
Ilustrasi Bumi |
AstroNesia ~ Air adalah elemen paling penting bagi kehidupan seperti yang kita kenal. Tanpa air, Bumi akan kering. Tapi asal usul air bumi telah menjadi debat panjang peneliti.
Ada dua teori besar tentang asal usul air bumi. Pertama, air memang muncul bersamaan dengan terbentuknya bumi. Teori ini meyakini air bumi dulunya berasal dari kurungan batu dan debu asli yang membentuk bumi.
Karena material pembentuk bumi itu runtuh akibat beban gravitasi yang mereka miliki, maka air kemudian keluar dan akhirnya membentuk lautan. Sementara teori kedua menyebutkan air muncul dari luar bumi bersamaan dengan serangan asteroid dan meteroit ke permukaan bumi.
Namun, analisa terakhir dari tim peneliti University of Glasgow, Skotlandia membuktikan asal usur air cenderung ada di teori pertama. Dikutip dari Dnaindia.com, Senin 16 November 2015, kesimpulan peneliti itu didasarkan oleh analisa lava dari dalam mantel bumi. Material dari dalam bumi itu menujukkan butir debu yang direndam air saat awal tata surya.
Sampel lava yang dipelajari peneliti menujukkan perwakilan sangat murni dari material bumi yang baru lahir. Dengan demikian, sampel tersebut bisa menunjukkan rincian menarik tentang perdebatan panjang tentang asal usul air bumi.
Dalam penelitian, peneliti mempelajari asal usul air bumi dengan menganalisa rasio deuterium/hidrogen (D/H) air. Ini merupakan rasio atom hidrogen yang masing-masing memiliki satu neutron atau tak ada neutron. Peneliti mengatakan hal yang bisa mempengaruhi rasio atom tersebut dari waktu ke waktu adalah percampuran tektonik.
Kemudian peneliti menemukan material butir debu yang dianalisa dari aliran lava yang bergejolak dan menaikkan basal (batuan beku berwarna gelap, berbutir halus). Basal ini muncul ke permukaan di Pulau Baffin, Kanada dan dianalisa tim peneliti.
Dari uji sampel basal tersebut, peneliti menemukan sampel relatif tak berubah setelah mereka meneliti helium, neon dan komposisi timah.
Analisis rasio D/H pada basal menunjukkan jumlah deuterium yang lebih rendah dari yang ditemukan dalam studi sebelumnya dalam studi rasio air lautan. Dengan demikian membuktikan dasar baru bagi tanda asli D/H bumi. Penulis studi menunjukkan ada satu kemungkinan rasio D/H lebih rendah ini bahwa partikel debu direndam air hadir pada awal tata surya yang tertanam dalam bumi selama pembentukannya.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.