Planet Kesembilan Bukan Penyebab Kepunahan Massa Di Bumi

Ilustrasi planet kesembilan

AstroNesia ~ Para astronom mengatakan bahwa kehidupan di Bumi tampaknya mulai takut dari hipotesis Planet Kesembilan.

Beberapa ilmuwan telah menyarankan bahwa planet besar yang belum ditemukan ini, yang tergeletak di pelosok luar tata surya bisa bertanggung jawab untuk banyak peristiwa kepunahan massal sepanjang sejarah Bumi, dengan mengguncang gudang komet jauh yang dikenal sebagai Awan Oort dan mengirim beberapa komet itu ke arah planet kita.




Tapi Planet Kesembilan (sebuah dunia baru yang diusulkan tetapi belum dikonfirmasi keberadaannya, mungkin memiliki massa 10 kali lebih besar dari Bumi yang diduga mengorbit jauh melampaui Pluto) mungkin tidak bisa memicu seperti peristiwa "kematian dari langit", kata para peneliti.

"Saya menduga iplanet ini memiliki kesempatan nol untuk memberi efek pada kita," kata Mike Brown dari California Institute of Technology (Caltech) di Pasadena.

Brown dan penulis utama Konstantin Batygin, juga dari Caltech, menyarankan adanya Planet Kesembilan dalam sebuah makalah yang diterbitkan pekan lalu. Mereka menyimpulkan kehadiran planet ini berdasarkan bukti tidak langsung: Model komputer menunjukkan bahwa sebuah dunia yang jauh telah membentuk orbit aneh dari sejumlah objek kecil di Sabuk Kuiper, cincin tubuh es di sekitar Neptunus.


Planet Kesembilan mungkin memiliki orbit elips, mendekat dalam 200 hingga 300 unit astronomi (AU) dari matahari dan sejauh 600 sampai 1.200 AU pada posisi terjauhnya, kata Brown. (Satu AU adalah jarak dari Bumi ke matahari - sekitar 93 juta mil, atau 150 juta kilometer).

Neptunus mengorbit sekitar 30 AU dari matahari, dan Pluto berjarak sekitar 49 AU dari bintang kita. Jadi Planet Kesembilan, jika ada, memang sangat jauh - tapi tidak cukup jauh untuk mengganggu kawanan komet di Awan Oort, yang berjarak 5.000 AU dari matahari.


Keberadaan planet ini dituduh sebagai cara untuk menjelaskan peristiwa kepunahan massal periodik di Bumi, yang berulang kira-kira setiap 27 juta tahun selama kuartal miliar tahun terakhir atau lebih.

"Planet raksasa yang jauh bisa melakukan itu," kata Brown. "Tapi planet kesembilan lebih kecil dari semua hal yang disebut orangsebabagi 'Planet X' - yang katanya seukuran Jupiter, atau bahkan berukuran seperti katai coklat".


Planet Kesembilan juga melengkapi satu orbit setiap 10.000 tahun atau lebih, tambahnya.

"Kedengarannya seperti waktu yang lama, tapi itu adalah orbit cukup pendek," kata Brown. "Jika ia melakukan kepunahan massal ini setiap kali ia pergi mengelilingi matahari, jelas akan terjadi banyak peristiwa seperti itu".

Astronom Scott Sheppard dari Carnegie Institution for Science di Washington, DC, yang bukan bagian dari tim Batygin / Brown, menyuarakan perasaan yang sama. (Sheppard sedang melakukan perburuan benda yang belum ditemukan di luar tata surya, ia menemukan 2012 VP113 - salah satu "objek trans-Neptunus," atau TNO, yang karakteristik orbitalnya mengisyaratkan adanya Planet Sembilan.)

Jika Planet Sembilan ada, ia bisa mengusir beberapa TNO(bukan komet Awan Oort) dan mengirim mereka ke tata surya bagian dalam, kata Sheppard.

"Tapi kemungkinan besar, objek besar yang tidak diketahui telah keluar pada waktu yang sangat lama dan dengan demikian membersihkan sebagian besar objek dekat itu di masa lampau," kata Sheppard.


"Saya pikir ia bisa melempar beberapa objek-objek kecil ke dalam tata surya bagian dalam ia menyelesaikan orbitnya, tapi saya tidak berpikir ia meningkatkan peluang untuk peristiwa kepunahan massal," tambahnya.

Para ilmuwan juga memiliki penjelasan lain yang mungkin untuk pola kepunahan massa di Bumi. Sebagai contoh, beberapa peneliti telah menyarankan bahwa bintang kecil (dijuluki "Nemesis") atau katai coklat di lingkungan kosmik matahari bisa mengguncang Awan Oort secara teratur. Tapi para astronom belum melihat tanda-tanda objek tersebut, meskipun upaya pencarian telah dilakukan menggunakan NASA Wide-field Infrared Survey Explorer dan instrumen lainnya.

Ilmuwan lain telah mengemukakan bahwa pola kepunahan adalah residu dari perjalanan tata surya mengelilingi galaksi. Teori ini mengatakan bahwa setiap 27 juta tahun, tata surya bergerak melalui midplane padat Bima Sakti, dan gravitasi yang dihasilkan saling berdesakan dan menyenggol beberapa komet di awan Oort menuju Bumi dan planet-planet dalam lainnya.

Blog ini adalah sajian berita Sains dan Teknologi yang kami kutip dari berbagai Sumber, jika anda menyukai dan mau dapatkan Update berita terbaru, harap ikuti blog ini dengan memasukan Email anda atau mengikuti Twitter/Facebook, dengan begitu anda secara otomatis akan mendapatkan Update Berita terbaru disini.


Share This Article Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Recommendation News close button
Back to top

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.

Thanks For Your Comment Here
Powered by Blogger.