Astronom Temukan Katai Coklat Berjarak 16.300 Tahun Cahaya Dari Bumi
AstroNesia ~ Sebuah tim internasional menemukan sebuah bintang katai coklat yang mengorbit bintang jenis-K berjarak sekitar 16.300 tahun cahaya. Objek itu ditemukan menggunakan teknik yang disebut gravitasi microlensing, dan bantuan NASA Spitzer dan teleskop Swift.
Katai coklat terlalu besar untuk dianggap sebagai planet; namun mereka tidak memiliki bahan yang cukup untuk melakukan fusi hidrogen di intinya untuk sepenuhnya berkembang menjadi bintang.
Kadang-kadang digambarkan sebagai bintang gagal, mereka berada di tengah massa antara bintang, seperti Matahari, dan planet-planet raksasa, seperti Jupiter dan Saturnus.
Anehnya, para astronom telah menemukan bahwa, untuk bintang seukuran massa Matahari, kurang dari 1 persen memiliki cokelat kerdil yang mengorbitnya dalam jarak 3 unit astronomi (AU). Fenomena ini disebut 'gurun katai coklat.'
Katai coklat yang baru ditemukan ini mungkin menghuni gurun ini.
"Kami ingin memahami bagaimana katai coklat terbentuk di sekitar bintang, dan mengapa ada kesenjangan relatif di mana mereka ditemukan terhadap bintang induknya," kata anggota tim Dr Yossi Shvartzvald, dari NASA Jet Propulsion Laboratory.
"Ada kemungkinan bahwa 'gurun katai coklat' tidak kering seperti yang kita pikirkan."
Katai coklat ini ditemukan ketika bintangnya lewat di antara Bumi dan bintang di Galaksi Bima Sakti kita yang sangat jauh. Hal ini menciptakan sebuah fenomena microlensing, disebut OGLE-2015-BLG-1319.
Dengan menggabungkan data dari teleskop berbasis darat dan antariksa, Dr. Shvartzvald dan rekannya menemukan bahwa katai coklat ini memiliki massa antara 30 dan 65 massa Jupiter.
Mereka menemukan dua jarak kemungkinan antara objek ini dan bintang induknya, berdasarkan data yang tersedia: 0,25 AU dan 45 AU. 0,25 AU. Jarak ini akan menempatkan sistem ini di gurun katai coklat.
"Di masa depan, kami berharap untuk memiliki lebih banyak pengamatan terhadap peristiwa microlensing dari berbagai perspektif penglihatan, memungkinkan kita untuk menyelidiki lebih lanjut karakteristik katai coklat dan sistem planetnya," kata anggota tim Dr Geoffrey Bryden, juga dari NASA Jet Propulsion Laboratory.
Rincian penelitian baru-baru ini diterbitkan dalam Astrophysical Journal.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.