Bintang Canopus
Bintang Canopus |
Canopus (α Car / α Carinae / Alpha Carinae) adalah bintang paling terang di rasi Carina, dan merupakan bintang paling terang kedua di langit malam, setelah Sirius, dengan magnitudo tampak −0.72.
Penampakan
Penampakan terbaik Canopus adalah pada 28/29 Desember, yaitu saat berada di meridian pada tengah malam. Pada saat itu, orang yang tinggal di sekitar khatulistiwa dapat melihat Canopus pada ketinggian sekitar 37° di atas horizon selatan. Bagi yang berada di hemisfer selatan, dimungkinkan untuk dapat melihat dua bintang paling terang, Sirius dan Canopus dalam satu malam. Jika Sirius dapat terlihat di sekitar zenith, dipastikan dapat melihat Canopus di sebelah selatannya. Bagi yang tinggal di lintang yang lebih tinggi dari 37°18'15" LS, Canopus akan menjadi bintang sirkumpolar, yaitu bintang yang tidak pernah tenggelam.
Etimologi
Menurut buku Richard Hinckley Allen, Star Names: Their Lore and Meaning, setidaknya ada dua kemungkinan asal mula nama "Canopus". Yang pertama berasal dari legenda Perang Troya, Canopus dinamai menurut pilot armada kapal Menelaus, raja Sparta, yang setelah melakukan penghancuran Troya pada 1183 SM, mendarat di Mesir, 12 mil arah barat laut Aleksandria. Canopus
meninggal di sini. Menelaus kemudian mendirikan sebuah monumen, menamai
kota tempat mereka mendarat dan sebuah bintang - yang pada saat itu
mencapai kulminasi atas, 7½° di atas horizon - sesuai dengan namanya.
Yang kedua, mungkin berasal dari masa kepemimpinan Aristides, berasal dari Bahasa Koptik,
“Kahi Nub”, yang berarti Bumi Emas atau Lantai Emas. Menurut Richard
Hinckley Allen, kata itu kemungkinan berasal dari terangnya bintang itu
dan kedekatan posisinya dengan horizon jika dilihat dari lokasi tersebut
Detail fisis
Berdasarkan kelas spektrumnya, Canopus adalah bintang raksasa terang berwarna kuning-putih. Pengukuran paralaks dari satelit Hipparcos memperoleh harga 10.43 ± 0.53 mas, yang menyimpulkan jarak Canopus sebesar 310 tahun cahaya (96 parsec) dari Tata Surya.
Sebelum paralaks akurat ditentukan oleh Hipparcos, perkiraan jarak
untuk bintang ini bervariasi dari 96 hingga 1200 tahun cahaya. Kesulitan
penentuan jarak ini berasal dari kenyataan bahwa bintang berkelas F0 II
adalah bintang yang jarang, dan dengan demikian sedikit dipelajari.
Bintang kelas ini dapat berupa bintang yang sedang ber-evolusi menuju
status raksasa merah
atau bisa juga yang sedang meninggalkan status tersebut. Pada akhirnya,
kesulitan penentuan status ini berimplikasi pada kesulitan penentuan
seberapa besar terang intrinsik bintang tersebut, dan akhirnya seberapa jauh bintang itu. Penentuan jarak dengan metode paralaks trigonometri
menjadi satu-satunya solusi, dan dengan jarak yang sedemikian jauh
(lebih dari 200 tahun cahaya) sulit bagi teleskop-teleskop landas bumi
menentukannya dengan teliti.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.