Exoplanet di Gugus Bintang Beehive
Melihat taburan bintang di langit malam yang demikian banyak selalu
membuat kita terkagum-kagum. Sekarang bayangkan kamu berada di sebuah
dunia yang taburan bintang di malam hari jauh lebih padat. Pasti menarik
bukan melihat lautan bintang di langit malam?
Ilustrasi planet di gugus bintang Beehive. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Kira-kira itulah yang terjadi jika kamu berada di planet yang baru
saja ditemukan para astronom di sebuah gugus bintang. Planet yang
dilihat para astronom tersebut mengelilingi sebuah bintang serupa
Matahari di gugus bintang yang padat. Keberadaan planet di gugus bintang
menjadi bukti nyata kalau planet bisa terbentuk dan berada di dalam
lingkungan bintang yang padat.
Dan meskipun planet baru tersebut tidaklah termasuk planet yang bisa
dihuni tapi satu hal pasti, malam di planet tersebut akan dipenuhi
sangat banyak bintang. Jauh lebih banyak dari yang tampak di Bumi.
Planet di Gugus Beehive
Planet Pr0201. kredit: Stuart Heggie |
Planet dengan langit nan cerlang tersebut ternyata tidak hanya satu.
Ada dua planet Jupiter panas yang masif dan sangat panas karena
mengorbit sangat dekat dengan bintang induknya yang ditemukan di gugus
bintang Beehive. Kedua planet ini tidak mengorbit satu bintang yang sama
melainkan masing-masing mengorbit bintang yang berbeda di gugus
Beehive.
Gugus Beehive atau Praesepe (palung) merupakan sekelompok bintang
yang di dalamnya terdapat sekitar 1000 bintang. Gugus Beehive merupakan
gugus terbuka yang bintang-bintangnya lahir pada waktu yang sama dari
materi yang di dalam awan gas raksasa yang sama. Karena itu semua
bintang di gugus ini memiliki komposisi kimia yang mirip satu sama
lainnya. Bintang-bintang di gugus Beehive termasuk unik karena berbeda
dari bintang pada umumnya yang akan menyebar tak lama setelah
kelahirannya. Bintang-bintang muda di gugus Beehive justru terikat
secara gravitasi dan bergerak mengelilingi pusat massa di gugus
tersebut.
Kedua planet di gugus Beehive yang dinamai Pr0201b dan Pr0211b ditemukan dengan teleskop Tillinghast 1,5 meter di Smithsonian Astrophysical Observatory’s Fred Lawrence Whipple Observatory, Arizona oleh sekelompok astronom yang dipimpin oleh Sam Quinn (Georgia State University)
yang berkolaborasi dengan David Latham dari Harvard-Smithsonian Center
for Astrophysics. Mereka menemukan planet-planet tersebut dengan
mengamati goyangan planet yang mengorbit si bintang.
Kedua planet Jupiter panas tersebut merupakan planet pertama yang
ditemukan di dalam gugus Beehive. Keduanya mengitari bintang serupa
Matahari Pr0201 dan Pr02011. Penemuan kedua planet tersebut sekaligus
menambah jajaran planet yang ternyata bisa lahir dan bertumbuh di
lingkungan yang sangat beragam dan juga ekstrim. Tak hanya itu.
Keberadaan keduanya di gugus bintang “memberi harapan” akan ditemukan
lebih banyak planet. Apalagi di Galaksi Bima Sakti terdapat lebih dari
1000 gugus terbuka seperti Beehive yang berpotensial untuk menjadi rumah
bagi lebih banyak planet raksasa.
Puzzle bagi Pemburu Planet
Penemuan planet di dalam gugus bintang jadi puzzle bagi para pemburu planet. Bagaimana tidak? Selama ini diketahui bintang terbentuk di dalam lingkungan gugus seperti di Nebula Orion. Karena itu, kecuali ada hambatan dari lingkungan yang padat tersebut bagi pembentukan sebuah planet maka setidaknya sebagian bintang serupa Matahari di gugus terbuka seharusnya memiliki planet. Dan penemuan ini membuktikan keberadaannya sekaligus memberi khazanah pemikiran baru bagi para astronom teoritis.
Penemuan planet di dalam gugus bintang jadi puzzle bagi para pemburu planet. Bagaimana tidak? Selama ini diketahui bintang terbentuk di dalam lingkungan gugus seperti di Nebula Orion. Karena itu, kecuali ada hambatan dari lingkungan yang padat tersebut bagi pembentukan sebuah planet maka setidaknya sebagian bintang serupa Matahari di gugus terbuka seharusnya memiliki planet. Dan penemuan ini membuktikan keberadaannya sekaligus memberi khazanah pemikiran baru bagi para astronom teoritis.
Teori yang berlaku umum, sebuah planet gas
raksasa terbentuk jauh dari bintang induknya di lokasi yang dingin.
Pertanyaannya, mengapa di sebagian besar exoplanet yang ditemukan adalah
Jupiter panas yang berada sangat dekat dengan bintang induknya?
Bukankah seharusnya si Jupiter panas ini berada jauh seperti halnya
planet raksasa lainnya di Tata Surya. Inilah yang sedang coba dijawab
oleh para astronom Kemungkinan yang bisa menjawab itu adalah, si planet
terbentuk jauh dari bintang dan kemudian bermigrasi ke dalam.
Penemuan kedua planet ini memberikan petunjuk bagi pertanyaan
tersebut. Gugus Beehive yang jadi lokasi planet–planet tersebut masih
muda dan itu artinya planet-planet yang ditemukan tersebut masih sangat
muda. Usia planet ini penting karena kita jadi bisa mengetahui betapa
cepat planet gas raksasa tersebut bermigrasi. Dan pengetahuan seberapa
cepat sebuah planet gas melakukan migrasi menjadi langkah awal sebelum
mencari tahu bagaimana migrasi itu terjadi.
Selain itu, tampaknya planet bisa terbentuk di gugus Beehive karena
gugus ini kaya akan logam. Bintang-bintang di gugus Beehive ini memiliki
lebih banyak elemen berat seperti besi dibanding yang ada di Matahari
dan tampaknya logam bertindak sebagai pupuk bagi terbentuknya
planet-planet.
Langitselatan.com
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.