Lubang Hitam "Supermassive" Mini Ditemukan

http://img.antaranews.com/new/2012/10/small/20121025lubang_hitam_di_galaksi_NGC_4178.jpg
Galaksi NGC 4178 seperti dilihat melalui teleskop sinar X Chandra NASA. lubang hitam "supermassive" mini terletak di tengah spiral galaksi itu. (NASA Chandra X-Ray Observatory)

Astronesia-Para ilmuwan dari berbagai kampus di Amerika Serikat menemukan lubang hitam "supermassive" bermassa terendah di  galaksi NGC 4178 melalui teleskop Chandra X-ray Observatory NASA dan beberapa teleskop lain.

Galaksi berbentuk spiral itu, menurut para ilmuwan, bukan jenis galaksi yang mampu menaungi lubang hitam "supermassive" dan diperkirakan memiliki asal berbeda.

Lubang hitam "supermassive" merupakan tipe lubang hitam terbesar yang menghuni sebuah galaksi dan terdiri dari ratusan hingga jutaan massa matahari.

Melalui analisis data Chandra dan teleskop Spitzer NASA, para ilmuwan memperkirakan lubang hitam itu berada di tengah spiral galaksi dan mempunyai kisaran massa paling rendah dari jajaran lubang hitam "supermasive".

Nilai massa lubang hitam di pusat NGC 4178 itu diperkirakan sekitar 360 ribu kali lipat dari massa matahari dan mampu menarik materi dari lingkungan sekitarnya dengan cepat jika dilihat dari sifat sumber sinar X-nya, termasuk kecerahan dan spektrum.

NGC 4178 merupakan galaksi spiral yang tidak mengandung konsentrasi cerah atau bintang di pusatnya dan terletak sekitar 55 juta tahun cahaya dari Bumi.

Selain NGC 4178, para ilmuwan memperkirakan empat galaksi lain tanpa tonjolan juga mengandung lubang hitam supermasif. Dua dari empat lubang hitam di empat galaksi itu memiliki nilai massa seperti lubang hitam di galaksi NGC 4178.

Sementara, observasi XMM-Newton dari sumber sinar X yang ditemukan dengan teleskop Chandra di pusat galaksi NGC 4561 menunjukkan massa lubang hitam di galaksi itu 20.000 kali lebih besar dari massa matahari.

Para ilmuwan yang terlibat dalam penemuan lubang hitam "supermassive" mini itu antara lain Shobita Satyapal dan Mario Gliozzi dari George Mason University; Teddy Cheung dari National Academy of Science di Washington DC; Anil Seth dari University of Utah di Salt Lake City UT; dan Torsten Boeker dari ESA / ESTEC di Belanda.

Blog ini adalah sajian berita Sains dan Teknologi yang kami kutip dari berbagai Sumber, jika anda menyukai dan mau dapatkan Update berita terbaru, harap ikuti blog ini dengan memasukan Email anda atau mengikuti Twitter/Facebook, dengan begitu anda secara otomatis akan mendapatkan Update Berita terbaru disini.


Share This Article Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Recommendation News close button
Back to top

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.

Thanks For Your Comment Here
Powered by Blogger.