Hipotesis Planet Theia, Benda Besar Yang Menabrak Bumi
Astronesia-Hipotesis ini menceritakan tentang terbentuknya Bulan sekitar 4.5 triliun tahun lalu. Dalam dua studi yang saya menemukan teori bulan yang menyatakan bahwa Bulan memiliki komposisi yang mirip dengan Bumi, begitu juga hipotesis Paradox Lunar yang menjelaskan tentang akibat dan perhitungan kecepatan tabrakan antara planet Theia dan Bumi.
Hipotesis Theia menyebutkan, dahulu ada sebuah planet seukuran Mars yang disebut planet Theia mengorbit di tata surya Bima sakti. Planet ini kemudian disebut Titan pada zaman Yunani kuno yang melahirkan Dewi bulan, Selene.
Planet Theia Penyebab Penciptaan Bulan
Planet Theia
terbentuk di sekitar orbit yang sama dengan Bumi, tetapi sekitar 60
derajat ke depan atau belakang. Ketika protoplanet berkembang menjadi
seukuran Mars, ukurannya justru membuat planet Theia terlalu berat agar
mengorbit dan tetap stabil. Akibatnya jarak sudut Bumi semakin
bervariasi hingga akhirnya menabrak Bumi.
Planet Theia / Credit: NASA JPL-Caltech |
Tabrakan ini diperkirakan terjadi sekitar 4.533 triliun tahun yang lalu ketika planet Theia
menghantam Bumi pada sudut miring dan menghancurkan planet Theia selama
proses tabrakan. Mantel planet Theia dan sebagian besar mantel silikat
Bumi terdorong ke ruang angkasa, bagian kiri atas bahan planet Theia
tercampur dengan bahan-bahan dari Bumi dan akhirnya membentuk Bulan.
Penelitian terakhir yang memvalidasi hipotesis ini menunjukkan bahwa inti planet Bumi dan inti Bulan mengandung bahan isotop silikon yang sama, yang mendukung bahwa keduanya berasal dari satu planet hingga bencana besar memisahkannya.
Para
ilmuwan Universitas Oxford, Universitas California dan Swiss Federal
Institute of Technology membandingkan isotop silikon dari batuan bumi,
serta bahan-bahan lain dari sistem tata surya Bima Sakti seperti bahan
dari meteorit. Sekitar 2,900 kilometer ke dalam bumi (belum mencapai
setengah jalan ke pusat Bumi) terdapat mantel dan kerak. Sebagian besar
terbentuk dari silikat, senyawa silikon, oksigen, dan elemen lainnya.
Kemudian lebih dalam dari garis itu merupakan bahan besi padat logam
yang membentuk inti bumi.
Tim ini
menemukan bahwa isotop lebih berat dari sampel yang diambil dari silikat
Bumi. Mereka menemukan bahwa Mars, asteroid Vesta dan berbagai
chrondites atau meteorit primitif yang pernah dibentuk core ainner,
tidak mengandung unsur tersebut meskipun mereka memiliki inti besi.
Bahan yang jauh lebih kecil daripada Bumi (sekitar seperdelapan)
sehingga tidak memiliki cukup massa menghasilkan tekanan yang diperlukan
untuk membentuk inti yang sama seperti yang ditemukan di planet Bumi.
Di
sisi lain para peneliti menemukan bahwa Bulan menunjukkan komposisi
yang sama dari komposisi isotop silikon berasal dari planet Bumi. Namun
jauh lebih kecil daripada Bumi atau sekitar 1/50 dan sekitar satu persen
dari massa bumi, bahkan cenderung mampu menghasilkan tekanan yang cukup
untuk membentuk mirip besi inti Bumi.
Para
peneliti berpendapat bahwa Bulan memang terbentuk saat bencana raksasa
akibat planet Theia yang berukuran besar selama pengembangan awal
terbentuknya Bumi. Dampaknya cukup besar terhadap bahan-bahan yang
akhirnya membentuk Bulan tercampur dengan bahan-bahan dari bumi yang
sudah memiliki komposisi silikon berat.
Dalam
Jurnal Nature yang dirilis mereka, menyatakan bahwa komposisi isotop
seperti silikat Bumi dan Bulan konsisten dengan usulan baru-baru ini,
ada isotop skala besar selama dampak tabrakan. Penelitian ini merupakan
jenis yang pertama menggunakan isotop dan menawarkan wawasan menarik ke
dalam penciptaan planet Mars,
planet Bumi, dan Bulan. Hal ini juga dapat membantu menjelaskan
bagaimana kehidupan berevolusi di Bumi, dan membuktikan apakah ada (atau
tidak mungkin) peradaban masa lalu di Mars.
Hipotesis Paradox Lunar Libatkan Planet Theia
Sekelompok
peneliti dari Universitas Bern-Swiss telah membuat terobosan signifikan
dalam kisah pembentukan Bulan, menunjukkan jawaban tentang Paradox
Lunar. Mereka menjelajahi geometri yang berbeda dari simulasi tabrakan
planet Theia sebelumnya dan mempertimbangkan konfigurasi baru tentang
dampak tabrakan (dikenal ‘Hit and Run’) di mana sebagian besar bahan
yang hilang ke ruang angkasa pada orbit terikat/tertarik ke Bumi.
Tidak
ada simulasi yang disajikan dalam penelitian ini, mereka hanya
menjelaskan sebab & kendala dari sistem Bumi dan Bulan. Artikel
planet Theia dan Bumi ‘A hit-and-run Giant Impact Scenario’ ditulis
Andreas Reufer, Matthias MM Meier, Willy Benz, Rainer Wieler, yang
diterbitkan Elsevier.
Andreas Reufer
menyatakan bahwa model ini mempertimbangkan parameter dampak baru yang
tidak pernah diuji sebelumnya. Selain implikasi sistem planet Bumi dan
Bulan, kecepatan tabrakan planet Theia jauh lebih tinggi dan membuka
kemungkinan baru tentang asal penabrak, dan pembentukan planet
terestrial.
Sumber: http://cutpen.com/2012/10/planet-theia-menabrak-bumi.html
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
1 komentar:
Tambah komentarmenambah wawasan nih gan.
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.