Robot Jelajah NASA Gagal Ungkap Kehidupan di Mars?
Curiosity |
Astronesia-Robot penjelajah buatan National Aeronautics and Space Administration
(NASA), Curiosity, tak temukan bukti tentang adanya gas metana di Mars.
Selama lebih dari sebulan misi eksplorasi robot senilai USD2,6 miliar
ini di atmosfer Mars, Curiosity tak temukan gas metana yang dipercaya
berkaitan dengan adanya kehidupan di planet merah tersebut.
Hasil nihil yang dialami Curiosity ini, menambah teka-teki baru yang kian membingungkan para peneliti NASA. Sebab, sebelumnya melalui deteksi teleskop atau pesawat luar angkasa yang mengorbit, di temukan tanda-tanda adanya gas metana di planet tetangga tersebut.
"Mungkin, ini bisa dimengerti karena pengukuran sangat awal dan mereka benar-benar masih belajar keistimewaan dari instrumentasi (atau percobaan penelitian Mars oleh Curiosity)," ujar ilmuwan planet Michael Mumma, dengan Goddard Space Flight Center NASA, seperti dikutip ABC Science, Senin (5/11/2012).
Mumma sebagai pemimpin tim yang dahulu pernah menemukan metana di atmosfer Mars pada 2003. Diketahui di bumi, terdapat lebih dari 90 persen gas metana di atmosfer. Ini sangat berkaitan dengan proses geokimia.
Gas ini mudah dipecah oleh sinar matahari. Sehingga, kehadirannya di atmosfer Mars akan mengisyaratkan sumber berkelanjutan di permukaan planet. Namun dalam kasus di Mars, radiasi surya kemungkinan bukan satu-satunya yang menghilangkan gas metana ini.
Misalnya, atmosfer planet dan tanah di Mars memiliki unsur kimia yang bisa sangat merusak ikatan molekul, termasuk molekul pada gas metana. "Proses oksidasi bisa dimulai di atmosfer dan menyebar ke permukaan Mars. Ada kemungkinan oksidan di permukaan Mars, termasuk hidrogen peroksida, yang berpotensi mengakibatkan kehancuran gas metana," terang ilmuwan Curiosity, Sushil Atreya.
Atreya mengungkapkan, badai debu di Mars juga bisa berperan sebagai penghancur gas metana. Selain itu, badai debu juga mampu menghasilkan medan listrik besar yang bisa langsung menghancurkan gas.
Hasil nihil yang dialami Curiosity ini, menambah teka-teki baru yang kian membingungkan para peneliti NASA. Sebab, sebelumnya melalui deteksi teleskop atau pesawat luar angkasa yang mengorbit, di temukan tanda-tanda adanya gas metana di planet tetangga tersebut.
"Mungkin, ini bisa dimengerti karena pengukuran sangat awal dan mereka benar-benar masih belajar keistimewaan dari instrumentasi (atau percobaan penelitian Mars oleh Curiosity)," ujar ilmuwan planet Michael Mumma, dengan Goddard Space Flight Center NASA, seperti dikutip ABC Science, Senin (5/11/2012).
Mumma sebagai pemimpin tim yang dahulu pernah menemukan metana di atmosfer Mars pada 2003. Diketahui di bumi, terdapat lebih dari 90 persen gas metana di atmosfer. Ini sangat berkaitan dengan proses geokimia.
Gas ini mudah dipecah oleh sinar matahari. Sehingga, kehadirannya di atmosfer Mars akan mengisyaratkan sumber berkelanjutan di permukaan planet. Namun dalam kasus di Mars, radiasi surya kemungkinan bukan satu-satunya yang menghilangkan gas metana ini.
Misalnya, atmosfer planet dan tanah di Mars memiliki unsur kimia yang bisa sangat merusak ikatan molekul, termasuk molekul pada gas metana. "Proses oksidasi bisa dimulai di atmosfer dan menyebar ke permukaan Mars. Ada kemungkinan oksidan di permukaan Mars, termasuk hidrogen peroksida, yang berpotensi mengakibatkan kehancuran gas metana," terang ilmuwan Curiosity, Sushil Atreya.
Atreya mengungkapkan, badai debu di Mars juga bisa berperan sebagai penghancur gas metana. Selain itu, badai debu juga mampu menghasilkan medan listrik besar yang bisa langsung menghancurkan gas.
okezone
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.