Suhu Bumi Naik 4 Derajat, Ilmuwan Kumpul di Doha
Petugas pertamanan saat membersihkan kolam Bunderan HI, di Jakarta, Senin (4/1). Terjadinya angin kencang disertai hawa panas pada awal tahun ini merupakan efek dari perubahan iklim yang drastis. |
Astronesia-Perwakilan dari hampir 200
negara akan berkumpul dalam Konferensi Perubahan Iklim yang digelar di
Doha, Qatar, mulai hari ini, Senin, 26 November 2012. Pertemuan tahunan
ini membahas kembali upaya memperlambat laju pemanasan global yang
disepakati sejak 2009, namun belum menunjukkan kemajuan signifikan.
"Suhu bumi akan meningkat hingga 4 derajat Celsius pada akhir abad ini. Kami harus mencegah hal itu," kata Profesor Hans Joachim Schellnhuber, ketua dewan penasihat pemerintah federal Jerman untuk perubahan iklim global.
Dengan peningkatan suhu sebesar itu, bumi diperkirakan akan mengalami sejumlah bencana alam mengerikan, seperti gelombang panas, kekeringan ekstrem, dan banjir besar di berbagai daerah. Kondisi itu juga akan berdampak serius terhadap keberlangsungan ekosistem dan seluruh makhluk hidup penghuninya.
Dalam Konferensi Perubahan Iklim tiga tahun lalu di Kopenhagen, Denmark, target pemanasan global pada 2020 ditetapkan di kisaran 2 derajat Celsius. Angka itu setara dengan level pemanasan global di era pra-industrialisasi.
"Kami memiliki sarana teknis dan uang untuk mencapai angka itu. Tapi kami belum mempunyai kemauan politik yang cukup untuk melaksanakannya," kata Schellnhuber.
Dua tahun sejak Kopenhagen, tepatnya pada Konferensi Perubahan Iklim 2011 di Durban, Afrika Selatan, seluruh perwakilan sepakat untuk melaksanakan komitmen kedua dari Protokol Kyoto, satu-satunya perjanjian yang mengikat secara hukum untuk pengurangan emisi saat ini, mulai 2013. Protokol menyebutkan, komitmen harus dilaksanakan selambat-lambatnya 2015 dan berakhir 2020.
Namun, dua negosiasi perubahan iklim lanjutan yang dihajat tahun ini--di Bonn, Jerman, dan Bangkok, Thailand--gagal melihat kemajuan dalam kesepakatan tersebut. Negara maju dan negara berkembang tidak mencapai kata sepakat, baik soal panjang periode komitmen kedua maupun prinsip yang harus dihormati dalam perangkat hukum baru pengganti Protokol Kyoto, yang habis tahun ini.
"Jika kami tidak bisa memecahkan masalah ini hari ini, semuanya akan terlambat," kata Schellnhuber. "Manusia tidak akan bisa bernegosiasi dengan alam."
"Suhu bumi akan meningkat hingga 4 derajat Celsius pada akhir abad ini. Kami harus mencegah hal itu," kata Profesor Hans Joachim Schellnhuber, ketua dewan penasihat pemerintah federal Jerman untuk perubahan iklim global.
Dengan peningkatan suhu sebesar itu, bumi diperkirakan akan mengalami sejumlah bencana alam mengerikan, seperti gelombang panas, kekeringan ekstrem, dan banjir besar di berbagai daerah. Kondisi itu juga akan berdampak serius terhadap keberlangsungan ekosistem dan seluruh makhluk hidup penghuninya.
Dalam Konferensi Perubahan Iklim tiga tahun lalu di Kopenhagen, Denmark, target pemanasan global pada 2020 ditetapkan di kisaran 2 derajat Celsius. Angka itu setara dengan level pemanasan global di era pra-industrialisasi.
"Kami memiliki sarana teknis dan uang untuk mencapai angka itu. Tapi kami belum mempunyai kemauan politik yang cukup untuk melaksanakannya," kata Schellnhuber.
Dua tahun sejak Kopenhagen, tepatnya pada Konferensi Perubahan Iklim 2011 di Durban, Afrika Selatan, seluruh perwakilan sepakat untuk melaksanakan komitmen kedua dari Protokol Kyoto, satu-satunya perjanjian yang mengikat secara hukum untuk pengurangan emisi saat ini, mulai 2013. Protokol menyebutkan, komitmen harus dilaksanakan selambat-lambatnya 2015 dan berakhir 2020.
Namun, dua negosiasi perubahan iklim lanjutan yang dihajat tahun ini--di Bonn, Jerman, dan Bangkok, Thailand--gagal melihat kemajuan dalam kesepakatan tersebut. Negara maju dan negara berkembang tidak mencapai kata sepakat, baik soal panjang periode komitmen kedua maupun prinsip yang harus dihormati dalam perangkat hukum baru pengganti Protokol Kyoto, yang habis tahun ini.
"Jika kami tidak bisa memecahkan masalah ini hari ini, semuanya akan terlambat," kata Schellnhuber. "Manusia tidak akan bisa bernegosiasi dengan alam."
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
2 komentar
Tambah komentarwidih sudah kaya di film film aja nih >.<
hehehe.... iya gan,, makin aneh :)
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.