Teleskop EBEX Cari Tanda Ledakan Big Bang

Teleskop E and B Expreriment (EBEX)

Astronesia-Teleskop gantung yang diangkut oleh balon udara, melayang di atas wilayah Antartika (kutub selatan). Perangkat tersebut diproyeksikan untuk mendukung misi pencarian tanda-tanda dari sisa ledakan dahsyat (Big Bang).

Big Bang merupakan peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta (universe). Pembentukan tersebut berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta.

Dilansir Nbcnews, Selasa (5/2/2013), E and B Expreriment (EBEX) adalah sebuah teleskop yang mengobservasi luar angkas dari atas atmosfer Bumi. Teleskop unik ini menggantung bersama dengan balon udara raksasa yang diluncurkan dari dekat Kutub Selatan di 28 Desember 2012.

Teleskop itu kembali ke Bumi setelah menjalankan tugasnya selama sepekan. Meskipun teleskop itu hanya mengobservasi selama sepekan, namun dibutuhkan sekira satu tahun bagi para peneliti untuk menemukan tanda dari sisa cahaya ledakan Big Bang tersebut.

EBEX mengamati langit dalam cahaya gelombang mikro untuk mempelajari apa yang dinamakan dengan cosmic microwave background (CMB). CMB ini merupakan cahaya yang menempuh perjalanan melewati luar angkasa sekira 13,7 miliar tahun lalu.

Usai terjadinya peristiwa Big Bang yang memicu kelahiran alam semesta ini, ilmuwan meyakini bahwa luar angkasa bersuhu tinggi serta padat. Kemudian, alam semesta meluas dengan pesat.

Selama 380 ribu tahun pertama, alam semesta memiliki temperatur yang terlalu tinggi atau panas bagi cahaya untuk dapat menempuh perjalanan dengan bebas. Ilmuwan meyakini partikel foton terus memantul dari elektron dan proton, yang kemudian membentuk plasma tebal yang ada di luar angkasa.

Seiring berjalannya waktu, alam semesta bersuhu cukup rendah bagi atom untuk dapat terbentuk. Dengan demikian, cahaya dapat menempuh perjalanan dengan bebas.

Partikel foton ini diyakini melakukan perjalanan luar angkasa, di mana teleskop CMB diharapkan dapat mendeteksi foton terebut. CMB ini dipelajari oleh observatorium, termasuk Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP).

WMAP mengukur radiasi yang ada di langit. "WMAP membuat gambar 'bayi' dari alam semesta. Apa yang kami coba adalah pergi lebih jauh ke masa lalu untuk tidak hanya melihat gambar 'bayi' alam semesta, tetapi juga 'telur' alam semesta," tutur Amber Miller, pemimpin peneliti dari Columbia University.

Sumber: Okezone.com

Blog ini adalah sajian berita Sains dan Teknologi yang kami kutip dari berbagai Sumber, jika anda menyukai dan mau dapatkan Update berita terbaru, harap ikuti blog ini dengan memasukan Email anda atau mengikuti Twitter/Facebook, dengan begitu anda secara otomatis akan mendapatkan Update Berita terbaru disini.


Share This Article Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Recommendation News close button
Back to top

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.

Thanks For Your Comment Here
Powered by Blogger.