Mengenal Asteroid Bennu, Si Bangau Dewa Mesir
Ilustrasi digital dari Bennu, bangau suci di kepercayaan Mesir Kuno (Thinkstockphoto) |
Astronesia-Asteroid yang akan dikunjungi pesawat NASA pada 2018 kini memiliki nama resmi, Bennu (kadang disebut "Benu", diucapkan ben-oo). Nama diberikan oleh anak berusia sembilan tahun, Michael Puzio, dari North Carolina, Amerika Serikat.
Puzio berhasil mengalahkan 8.000 usulan lainnya dalam kompetisi pemberian nama. Sebelum dinamai Bennu, asteroid itu disebut (101955) 1999 RQ36. "Saya anak pertama yang saya kenal menamai bagian dari sistem tata surya," kata Puzio, Rabu (1/5).
Bennu akan dikunjungi oleh pesawat miliki NASA, Osiris-Rex, yang dijadwalkan mulai berangkat pada 2016. Dua tahun sesudahnya, pesawat ini akan mendarat di Bennu untuk mengumpulkan sampel dan kembali ke Bumi pada 2023.
Dikatakan peneliti proyek ini, Jason Dworkin, sampel dari Bennu yang diambil Osiris-Rex akan memudahkan para pakar untuk mencari asal muasal sistem tata surya. "Dan melihat dari dalam mengenai akar dari kehidupan," kata Dworkin.
Bennu merupakan fauna sakral dalam kepercayaan Mesir yang sering digambarkan dalam wujud bangau abu-abu. Ia merupakan sosok suci di Heliopolis --kota kuno di timur laut Kairo yang vital bagi politik dan keagamaan masa Kerajaan Kuno.
Nama "Bennu" kemungkinan berasal dari kata "weben" yang berarti bangkit atau bersinar. Ia dikaitkan dengan matahari dan mewakili jiwa dari Dewa Matahari, Ra. Posisi berdirinya yang diimajikan di atas batu tersendiri di sebuah pulau yang tengah tergenang air bah, dianggap mewakili hadirnya kehidupan awal.
Bahkan, air mata Bennu di penciptaan awal dunia-lah yang dianggap sebagai gong awal waktu. Dengan demikian Bennu ditahbiskan sebagai pemegang waktu dan divisi - jam, hari, malam, minggu dan tahun.
"Bennu tepat menyentuh kami di banyak sisi," kata Bruce Betts, Direktur Proyek dari perusahaan nonprofit Planetary Society sekaligus juri kompetisi nama ini.
Sumber: National geographic
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.