Memperingati Hari Satelit Palapa
Astronesia-Pada 9 Juli, Indonesia akan memperingati Hari Satelit Palapa. Satelit yang diambil dari nama sumpah yang diucapkan patih Majapahit, Gajah Mada, ini diluncurkan pada 1976 dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.
Ketika diluncurkan, satelit Palapa pertama yang mengorbit Bumi adalah generasi A1. Kecuali reflektor parabolanya, Palapa identik dengan satelit Anik milik Kanada dan Westars punya Western Union.
Palapa A1 membawa kebanggaan pada masyarakat Nusantara, lantaran teknologi ini membuat Indonesia di posisi ketiga setelah AS dan Kanada dalam teknologi persatelitan. Satelit komunikasi yang ditempatkan pada ketinggian 36.000 kilometer di atas Bumi dan dikendalikan oleh Stasiun Pengendali Utama (SPU) di Cibinong, Jawa Barat, ini menghubungkan kepulauan Nusantara.
Generasi A1, yang dilanjutkan A2, hanya bertahan selama beberapa tahun. A1 habis masa gunanya pada Juni 1985, sementara A2 pada Januari 1988. Usaha kedua satelit ini dilanjutkan generasi berikutnya, Palapa Seri B.
Generasi B empat kali lebih kuat dan dua kali lebih besar dari pada generasi sebelumnya. Secara jangkauan pun, Palapa B lebih luas. Jika Palapa A hanya dirancang untuk komunikasi domestik/regional, Palapa B bisa menjangkau Filipina, Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Sayangnya, Palapa B2 sempat ditempatkan dalam orbit "buangan" karena kerusakan teknis. Pemerintah Indonesia sempat mengklaim asuransi sebesar US$75 juta atas kerusakan tersebut dan meminta pengganti --yang sukses mengorbit tiga tahun kemudian.
Generasi Palapa B diteruskan hingga B2, B2P, B2R, dan B4. Sebelum akhirnya digantikan oleh generasi C. Meski demikian, kedua generasi awal A dan B menjadi pelopor utama komunikasi Nusantara. Tanpa keduanya, masyarakat tiada terhubung, komunikasi antarpulau akan menyulitkan, dan akhirnya meluas ke segala sendi kehidupan.
Sumber : National geographic
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
1 komentar:
Tambah komentarHebatt ... :)
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.