Misteri Awan Himiko Sedikit Demi Sedikit Terungkap

http://astronesia.blogspot.com/
Sebuah gambar komposit warna dari Himiko berdasarkan data Hubble, Subaru, dan Spitzer.Di sebelah kiri adalah gambar dari Hubble yang menunjukkan posisi Himiko yang ditandai dengan persegi.Kanan atas adalah tampilan dekat Himiko dari Hubble menunjukkan cahaya inframerah yang ditangkap dalam panjang 0,98 (biru), 1,25 (hijau), dan 1,6 mikron (merah).Kanan bawah adalah kombinasi dari gambar Hubble, Subaru, dan Spitzer: pita inframerah Hubble berwarna hijau, Lyman alpha emission biru, dan inframerah 3.6 mikron merah.

AstroNesia ~ Sebuah pertanyaan besar yang menyelubungi halo gas bercahaya yang membentang dari galaksi awal besar telah membingungkan astronom sejak penemuannya pada tahun 2009.Misteri tersebut akhirnya terjawab oleh penelitian yang muncul dalam edisi terbaru Astrophysical Journal.

Himiko adalah sebuah galaksi yang sangat besar dan sangat jauh dengan halo gas yang membentang lebih dari 55.000 tahun cahaya.Objek ini pertama kali ditemukan empat tahun lalu menggunakan Teleskop Subaru yang terletak di Mauna Kea Observatorium Hawaii.Objek yang dijuluki "space blob” ini dinamai untuk menghormati Ratu legendaris Jepang.Himiko adalah objek yang terlihat pada waktu sekitar 800 juta tahun setelah Big Bang. 

Para peneliti menjelaskan bahwa pada saat Himiko sedang diamati, alam semesta hanya enam persen dari ukurannya saat ini, bintang-bintang pertama dan galaksi baru mulai terbentuk.Namun, para ilmuwan dibuat bingung bagaimana galaksi awal tersebut mendapatkan kekuatan yang besar seperti awan gas bersinar.

Sebagai bagian dari studi baru ini, peneliti dari California Institute of Technology (Caltech), University of Tokyo dan Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics melakukan analisis baru dari Himiko menggunakan Teleskop luar angkasa Hubble dan Atacama Large Millimeter / submillimeter Array (ALMA) di Chili.
 
"Data yang dikumpulkan melalui pengamatan ini menjawab pertanyaan awal tentang sumber energi Himiko, tetapi mengungkapkan beberapa data yang membingungkan juga," kata ilmuwan Caltech menjelaskan dalam sebuah pernyataan."Gambar-gambar Hubble ini menerima cahaya optik dan ultraviolet, mengungkapkan tiga gumpalan galaksi yang membentang sekitar 20.000 tahun cahaya."

Baca :  Sistim Tiga Galaksi Ditemukan Dalam Gumpalan Gas Panas

"Setiap gumpalan merupakan ukuran galaksi terang yang khas pada zaman Himiko," tambah mereka."Bersama-sama, gumpalan itu mencapai tingkat pembentukan bintang yang luar biasa, setara dengan seratus massa matahari per tahun.Ini lebih dari cukup untuk menjelaskan keberadaan Himiko dan halo gas nya. "

Menurut Richard Ellis, seorang profesor astronomi di Caltech, penemuan tiga gumpalan galaksi saja sudah menarik, karena itu berarti Himiko merupakan fenomena langka yang dikenal sebagai "merger tiga."Namun, ketika mempelajari galaksi tersebut menggunakan ALMA, para peneliti menemukan bahwa meskipun jumlah energi pada frekuensi ultraviolet dan optik berlebihan pada objek ini,tapi sangat sedikit frekuensi yang dipancarkan dalam submillimeter dan aktivitas radio.

ALMA tidak dapat menerima sinyal radio dari Himiko sehingga pemimpin studi percaya bahwa tidak ada unsur yang lebih berat hadir di galaksi ini. Selain itu, jejak spektral yang terkait dengan emisi gas karbon  yang umum terjadi di galaksi dengan pembentukan bintang intens, juga absen.

Baca : Apa itu Awan Himiko?

"Keduanya tidak terdeteksi (gelombang radio dan gas karbon) membingungkan karena karbon biasanya cepat menyatu dalam bintang-bintang muda, " kata institut itu.Sampai sekarang,emisi gas karbon digunakan sebagai pelacak formasi bintang di galaksi yang jauh."

Namun, Ellis dan koleganya menemukan bahwa Himiko tidak memiliki awan elemen debu berat yang biasanya ditemukan di galaksi energik,dan bukan terdiri dari hidrogen dan helium yang berasal dari Big Bang. Mereka sampai pada kesimpulan ini setelah mengesampingkan beberapa kemungkinan lain dan menyimpulkan bahwa Himkio kemungkinan galaksi primordial yang diamati ketika terbentuk pada saat fajar kosmik atau Cosmik Dawn (400 juta-1 miliar tahun setelah Big Bang).

"Para astronom biasanya gembira ketika mendeteksi sinyal dari sebuah objek, namun dalam kasus ini terbalik karena dengan tidak adanya sinyal dari elemen berat yang terdeteksi merupakan hasil yang paling menarik," kata Ellis.Penelitian ini didanai melalui dana hibah dari Space Telescope Science Institute, the World Premier International Research Center Initiative (WPI Initiative) dan the Japan Society for the Promotion of Science (JSPS).

Objek ini berjarak sekitar 12,9 miliar tahun cahaya dari Bumi. 

Blog ini adalah sajian berita Sains dan Teknologi yang kami kutip dari berbagai Sumber, jika anda menyukai dan mau dapatkan Update berita terbaru, harap ikuti blog ini dengan memasukan Email anda atau mengikuti Twitter/Facebook, dengan begitu anda secara otomatis akan mendapatkan Update Berita terbaru disini.


Share This Article Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Recommendation News close button
Back to top

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.

Thanks For Your Comment Here
Powered by Blogger.