Kecerahan Bintang Polaris (Bintang Utara) Terus Meningkat
Ketika Anda mengambil gambar selang waktu Polaris,anda akan melihat semua bintang-bintang bergerak di sekitar Polaris,di sebelah kiri dalam gambar ini. |
AstroNesia ~ Polaris atau bintang utara telah menjadi petunjuk arah yang kekal bagi umat manusia selama berabad-abad.Penelitian baru menunjukkan bahwa bintang yang selalu konstan ini benar-benar berubah.
Setelah meredup selama beberapa dekade terakhir, Bintang Utara mulai bersinar terang lagi. Dan selama dua abad terakhir, kecerahannya telah meningkat dramatis.
"Ini penemuan yang tak terduga", kata Scott Engle dari Villanova University di Pennsylvania.Engle meneliti fluktuasi dari bintang ini selama beberapa tahun, menyisir melalui catatan sejarah dan bahkan menggunakan pandangan teleskop Hubble yang terkenal.
Terkenal Sebagai Bintang Utara
Para ilmuwan telah nmengenal bintang ini sangat baik sejak awal abad 20 bahwa dia adalah bintang dari kelas berdenyut yang dikenal sebagai variabel Cepheid,variasinya sudah di duga sejak tahun 1800an.Tapi tidak seperti kebanyakan variabel Cepheid, pulsa dari Polaris sangat kecil.
"Kalau intang ini tidak populer sebagai Bintang Utara, kita mungkin tidak akan tahu bahwa bintang itu adalah Cepheid sampai zaman modern," kata Engle.
Ketika anda melihat Polaris,dia sepertinya hanya 1 bintang.Tetapi sebenarnya dia terdiri dari 3 bintang.Bintang utama dalam sistem adalah bintang variabel Cepheid. |
Pada awal 1990-an, para ilmuwan menyadari bahwa kecerahan yang sering dipuji dari Polaris mulai menurun. Engle dan kelompoknya mulai meneliti bintang ini sekitar awal tahun 2000, ketika mereka menemukan bahwa kecerahannya yang menurun mulai bangkit lagi.
"Kecerahannya mulai meningkat dengan cepat", ujar Engle.
Penasaran, tim mulai mencari catatan sejarah untuk melihat hasil pengukuran lain yang bisa mereka temukan.Menyisir melalui data dari abad yang lalu, mereka membandingkan informasi Polaris dengan pengamatan benda langit lainnya dari teleskop yang sama dan rincian tentang instrumennya untuk membandingkan kecerahan relatifnya.
Tim menemukan bahwa kecerahan bintang itu tumbuh selama seratus tahun terakhir.
Langkah berikutnya adalah untuk menentukan sejauh mana kecerahannya meningkat.Engle melihat pengamatan yang dilakukan oleh astronom Denmark Tycho Brahe di abad ke-16 dan astronom Persia Abd al-Rahaman al-Sufi di abad ke-10, dengan menggunakan informasi dari teks sejarah untuk menentukan seberapa terang bintang ini saat berada di langit kuno.
Menurut Engle, jika kita mengambil pengukuran al Sufi dan Ptolemy pada nilai nominalnya, kecerahan Bintang Utara telah meningkat sekitar dua setengah kali selama dua abad terakhir.Interpretasi modern dari data historis menunjukkan bahwa kecerahannya meningkat sebanyak 4,6 kali lebih terang dibanding di zaman kuno.
Terlalu Terang Untuk Di Tangani
Ketika mereka mencari dokumen sejarah, Engle dan timnya terus memantau peningkatan kecerahan Polaris.Tetapi mereka terhalang karena sebuah perangkat CCD modernnya (bagian sensitif pada kamera digital) terlalu sensitif,mereka kemudian mengganti perangkat pencitraannya dengan perangkat yang lebih tua pada teleskop mereka. Teknologi baru itu terlalu sensitif untuk mengambil gambar Bintang Utara yang sangat terang.
Tim mengandalkan pengamatan dari astronom amatir Richard Wasatonic, karena memiliki teleskop halaman belakang yang masih memanfaatkan peralatan pencitraan kurang sensitif. Mereka juga memperoleh pengamatan dari astronom di Kroasia dan Republik Ceko yang masih menggunakan peralatan yang lebih tua.
"Kami harus mengemis, meminjam dan mencurinya jika menemukan orang-orang yang menggunakan peralatan fotoelektrik yang lebih tua," kata Engle, yang mengakui sangat ironi ingin menggunakan peralatan yang lebih tua.
Tim mengalami kesulitan yang sama ketika mereka berusaha untuk mengambil gambar Polaris dengan teleskop Hubble.Bahkan setelah mendapat persetujuan, ia mengatakan bahwa tim HST sangat ragu-ragu untuk membiarkan Engle dan rekan-rekannya mengambil gambar bintang ini.Para pejabat teleskop Hubble
khawatir terhadap instrumen sensitif Cosmic Origins Spectrograph (COS) akan menderita.
"Mereka pada dasarnya berkata, kami tahu anda telah mendapat persetujuan, tetapi anda benar-benar harus meyakinkan kita bahwa anda tidak akan merusak instrumen kami," ujar Engle.
Pengamatan tim HST telah memberikan pandangan ke dalam atmosfer Polaris, yang berubah seiring kecerahan meningkat.Engle mempresentasikan hasil penelitiannya dalam sesi poster pada pertemuan American Astronomical Society di Washington, DC, awal bulan ini.
"Lilin" Alam Semesta
Polaris bukan satu-satunya bintang variabel Cepheid yang berubah dari waktu ke waktu. Engle menggambarkan sebuah studi lain dari 15 bintang Cepheids lainnya, yang sebagian besar menunjukkan perubahan jangka panjang yang tak terduga dalam kecerahan rata-rata mereka.
"Untuk waktu yang lama, Cepheids sangat di hargai karena, meskipun mereka berdenyut, mereka konsisten," ujar Engle.
Karena konsistensinya,mereka mendapat julukan sebagai 'lilin standar' alam semesta.Lilin standar adalah kecerahan objek yang dikenal yang digunakan sebagai patokan untuk mengukur jarak akurat melintasi antariksa.
"Bintang Cepheid adalah bintang yang sangat kompleks,lebih dari yang kita sudah perkirakan",kata Engle.
Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.