Ilmuwan Temukan Bintang Raksasa Wolf-Rayet Akan Mati Membentuk Supernova Tipe IIb
AstroNesia ~ Bintang-bintang yang paling besar dan bercahaya telah lama diduga meledak ketika mereka mati, dan astronom sekarang telah memiliki bukti paling langsung bahwa raksasa kosmik ini mati dengan sebuah ledakan.
Temuan ini menjelaskan bahwa ledakan bintang menyediakan alam semesta dengan material-material untuk planet dan kehidupan, kata para peneliti menambahkan.
Dengan massa lebih dari 330.000 kali dari bumi, matahari menyumbang 99,86 persen dari total massa tata surya. Tapi dalam keluarga Bintang,massa Matahari tergolong ringan. Bintang terbesar dan paling bercahaya di alam semesta adalah bintang Wolf-Rayet, memiliki ukuran lebih dari 20 kali lebih masif dari Matahari dan setidaknya lima kali lebih panas. Bintang seperti ini hanya beberapa ratus yang diketahui.
Panas menyengat dari bintang Wolf-Rayet memaksa materi mereka terpisah, membuat mereka menjadi bintang paling berangin. Mereka biasanya kehilangan massa setara dengan Bumi setiap tahun, meniup angin sampai dengan kecepatan 5,6 juta mph (9 juta km / jam).
Bagaimana bintang-bintang raksasa mati
Para astronom lama menduga bahwa bintang Wolf-Rayet akan hancur sebagai supernova, ledakan bintang yang paling kuat di alam semesta. Ledakan ini cukup terang dari cahaya sesaat galaksi rumahnya dan memperkaya galaksi dengan elemen berat yang akhirnya menjadi blok bangunan untuk planet dan kehidupan.
Namun, jumlah materi bintang-bintang raksasa yang meledak biasanya mengaburkan mereka sepenuhnya, sehingga para ilmuwan tidak yakin bagaimana mereka membentuk, hidup dan mati.
"Menemukan bintang yang meledak,tentu saja menjadi masalah sulit karena ledakan menghancurkan banyak informasi," kata penulis studi Avishav Gal-Yam, astrofisikawan di Weizmann Institute of Science di Israel.
Beberapa peneliti bahkan mengangkat keraguan apakah bintang Wolf-Rayet akan meledak sebagai supernova. "Beberapa model memprediksikan bahwa bintang besar Wolf-Rayet akan runtuh secara diam-diam menjadi lubang hitam tanpa membuat supernova bercahaya," kata Gal-Yam.
Sekarang, untuk pertama kalinya, para ilmuwan telah mengkonfirmasi langsung bahwa bintang Wolf-Rayet mati dalam supernova. Temuan rinci mereka diterbitkan dalam jurnal Nature edisi 22 Mei.
Para peneliti berfokus pada supernova yang bernama SN 2013cu, yang meledak sekitar 360 juta tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Bootes. Ledakan ini merupakan supernova Tipe IIb, yang berarti terjadi setelah inti bintangnya kehabisan bahan bakar, runtuh menjadi bongkahan yang luar biasa padat dalam sepersekian detik dan ledakan keluar dengan sangat dahsyat. Apa yang tersisa setelah supernova seperti itu adalah bintang neutron atau lubang hitam.
Bukti Wolf-Rayet
Dengan mengamati langit dengan intermediate Palomar Transient Factory (iPTF),sebuah proyek pengamat langit yang dilakukan menggunakan teleskop dan sistim robot,para peneliti dapat menemukan supernova sesaat setelah terjadi ledakan.
"Kami sekarang mengirimkan pemberitahuan berkualitas terjadinya supernova untuk para astronom di seluruh dunia dalam waktu kurang dari 40 menit," kata rekan penulis studi Peter Nugent, seorang peneliti di University of California, Berkeley.
Para ilmuwan selanjutnya mengarahkan teleskop tanah dan antariksa di seluruh dunia untuk mengamati bayi supernova sekitar 5,7 jam dan 15 jam setelah diledakkan.
"Kemampuan pengamatan baru yang dikembangkan sekarang memungkinkan kita untuk mempelajari ledakan bintang dengan cara luar biasa,yang hanya bisa kita mimpikan sebelumnya",kata Gal-Yam. "Kita sedang bergerak menuju studi nyata dari supernova."
Ledakan molekul terionisasi di sekitarnya dalam kilatan ultraviolet, memberi mereka muatan listrik. Material terionisasi yang mengelilingi bintang memancarkan cahaya yang "memberitahu kita komposisi unsur angin, dan karenanya kita dapat mengetahui komposisi permukaan bintang sebelum meledak," kata Gal-Yam. "Itu adalah petunjuk yang sangat kuat tentang sifat dari bintang yang meledak dan bagaimana hal itu berkembang sebelum meledak, dan ini adalah pertama kalinya kami berhasil mendapatkan informasi ini."
Kesempatan itu hanya berlangsung selama satu hari sebelum gelombang ledakan supernova menyapu molekul ionisasi ini pergi, kata Gal-Yam menambahkan.
Cahaya ini memberikan petunjuk dari supernova itu bahwa dia berasal dari bintang Wolf-Rayet yang kaya nitrogen. "Ini adalah petunjuk," kata Nugent. "Untuk pertama kalinya, kita bisa langsung menunjuk ke sebuah observasi dan mengatakan bahwa bintang jenis Wolf-Rayet akan mati menjadi Supernova tipe IIb.
"Ketika saya mengidentifikasi contoh pertama dari supernova Tipe IIb pada tahun 1987, saya bermimpi bahwa suatu hari nanti kita akan memiliki bukti langsung dari bintang apa yang menghasilkan ledakan seperti ini," kata rekan penulis studi Alex Filippenko, seorang peneliti di University of California, Berkeley. "Sekarang kita dapat katakan bahwa bintang Wolf-Rayet bertanggung jawab, setidaknya dalam beberapa kasus."
Penelitian selanjutnya bisa menganalisis lebih banyak bintang Wolf-Rayet, untuk melihat apakah kematian seperti ini akibat kekerasan standar dan wajar bagi mereka.
Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.