Unik, Planet Ini Memiliki Cincin Yang Terbuat Dari Besi

http://astronesia.blogspot.com/
Posisi bangkai-bangkai satelit di orbit Bumi, nampak mayoritas berkerumun di orbit rendah dan geostasioner. Inilah yang menjadikan Bumi sebagai planet bercincin besi.

AstroNesia ~  Ternyata planet yang memiliki cincin besi itu benar adanya. Planet ini adalah planet ke-3 dari bintangnya dan terletak dalam tata surya yang disebut Solar System. Bintang induknya bernama Matahari. Planet ini adalah satu-satunya planet yang kita tahu memiliki kehidupan,makhluk yang hidup di dunia ini menamakan planetnya sebagai Bumi (Earth).

Kapan Bumi memiliki cincin? Bumi memiliki cincin besi sejak fajar abad antariksa bangkit seiring mengorbitnya Sputnik 1 pada 4 Oktober 1957, tak ada yang menyangka bahwa era baru yang belum pernah ada sebelumnya dalam peradaban manusia ini bakal membawa dampak samping nan dramatis hanya dalam setengah abad kemudian. Sejak era Sputnik-1, manusia telah meluncurkan lebih dari 30.000 roket dan mengirim 902 satelit ke orbit, namun hanya sebagian kecil yang masih aktif. Sebagian besar diantaranya telah menjadi bangkai dan beralih sebagai sampah antariksa.

Apapun yang kita luncurkan ke orbit mengelilingi Bumi, itu akan berakhir menjadi sampah antariksa. Para ilmuwan mengatakan, meningkatnya jumlah benda-benda tak berguna yang mengelilingi planet kita, mengancam satelit-satelit yang masih berfungsi dan juga manusia yang terbang ke antariksa. 

Sebagaimana ditunjukkan secara jelas dalam film "Gravity" yang memenangkan piala Oscar, sampah-sampah antariksa dapat mematikan. 

http://astronesia.blogspot.com/
Sampah antariksa

Badan Antariksa Amerika, NASA mengatakan, terdapat setengah juta sampah antariksa, dengan, 20 ribu di antaranya lebih besar daripada buah apel.  Sebagian sampah antariksa itu meluncur dengan kecepatan sekitar 7 kilometer per detik, atau lebih dari 25 ribu kilometer per jam. 

Dalam kecepatan itu, bahkan logam sekecil buah ceri impaknya akan sangat besar, kata Wakil Kepala Kantor ESA Space Debris, Holger Krag. 

"Pada kecepatan itu, kedua obyek yang bertubrukan akan hancur, dan itu akan buruk bagi kedua obyek itu, dan juga bagi lingkungan, karena akan ada lebih banyak pecahan-pecahan yang dapat menimbulkan tabrakan-tabrakan lagi pada masa depan," ujar Krag. 

Para ilmuwan memantau jalur terbang sampah-sampah antariksa dan kadang-kadang menggeser posisi satelit atau bahkan Stasiun Antariksa International untuk menghindari tubrukan. 

Tetapi, Holger Krag dari ESA mengatakan, melacak jejak sampah-sampah antariksa yang mengorbit Bumi itu memerlukan sensor yang sangat kuat. 

"Komando Strategis Antariksa Amerika Serikat memiliki sensor-sensor itu, peninggalan dari Perang Dingin untuk mendeteksi misil-misil yang datang. Dan itu merupakan suatu jaringan global stasiun radar dan teleskop global di bumi yang terus-menerus mengawasi antariksa setiap waktu," tambah Krag. 

Hilangnya komunikasi, GPS atau satelit ilmiah, dapat menimbulkan dampak yang dahsyat, maka ilmuwan mempelajari pilihan-pilihan untuk menyingkirkan sampah-sampah antariksa yang berbahaya itu. 

"Itu berarti merencanakan suatu misi ke antariksa, mendekati, bertemu dan menangkap obyek itu, menambatkannya, lalu melakukan gerakan orbit terkendali. Ini akan memerlukan teknologi yang sangat rumit," jelasnya. 

Beberapa desain sedang dipertimbangkan, seperti sebuah satelit yang menembakkan partikel-partikel listrik yang memperlambat laju sampah antariksa, dan membuatnya jatuh ke atmosfir dan terbakar. 

Obyek-obyek yang lebih kecil dapat ditembak jatuh dengan laser dari bumi, sedangkan obyek besar yang bisa pecah menjadi ribuan serpihan kecil, dapat dibawa turun dengan satelit robot khusus. 

Meskipun misi-misi semacam itu bisa menelan biaya sampai 200 juta dolar, Krag mengatakan, mereka seharusnya memulai program itu sesegera mungkin, guna mencegah terjadinya tubrukan yang lebih besar, yang bisa mengakibatkan ribuan lagi serpihan meluncur dalam penerbangan yang mematikan ke bumi.

Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi

Blog ini adalah sajian berita Sains dan Teknologi yang kami kutip dari berbagai Sumber, jika anda menyukai dan mau dapatkan Update berita terbaru, harap ikuti blog ini dengan memasukan Email anda atau mengikuti Twitter/Facebook, dengan begitu anda secara otomatis akan mendapatkan Update Berita terbaru disini.


Share This Article Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Recommendation News close button
Back to top

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.

Thanks For Your Comment Here
Powered by Blogger.