Bagaimana Cara Matahari Membunuh Kita?
Matahari |
AstroNesia ~ Matahari seperti pisau Swiss,dia mempunyai banyak cara untuk membunuh kita. Dari radiasi sampai solar flare. Dan ketika mati,dia juga akan membawa anda bersamanya.
Ada bola menakutkan yang berjarak 150 juta kilometer dari kita,tepat di halaman rumah kita di galaksi. Bola ini sangat panas,memiliki suhu dan tekanan tinggi sehingga dapat menghancurkan atom hidrogen menjadi helium.
Di Matahari,ledakan nuklir sedang berlangsung secara besar-besaran dan serempak,lebih besar dari ledakan apapun yang pernah kita ciptakan di Bumi. Peristiwa ini telah memberikan kita kehangatan dan cahaya serta menjadikan Bumi planet yang di penuhi kehidupan.
Tapi kita jangan terbuai dengan rasa aman palsu itu. Kita harusnya takut karena Suar Matahari besar dapat datang tiba-tiba. Jadi, seberapa berbahaya hal itu?
Pertama, dalam 4,5 miliar tahun tidak ada yang berhasil menghancurkan planet kita. Jadi jangan khawatir, risiko yang paling masuk akal yang kita hadapi dari Matahari dalam kehidupan kita adalah dari Suar Matahari - ledakan terang tiba-tiba pada permukaan Matahari.
Solar flare (Suar Matahari). Insert : ukuran bumi jika dibandingkan besar solar flare |
Suar Matahari terjadi ketika garis medan magnet Matahari mengalami gangguan dan dan mengkonfigurasi ulang, melepaskan sejumlah besar energi. Ledakan ini setara dengan ratusan miliar ton TNT.
Untungnya, Bumi kita memiliki atmosfer dan medan magnet yang bertindak sebagai perisai dari terjangan suar matahari. Kita di bom oleh radiasi Matahari sepanjang waktu. Medan magnet Bumi menyalurkan partikel ke arah kutub, itulah sebabnya kita bisa melihat tampilan aurora yang indah di kutub.
Suar Matahari mungkin tidak terlalu jadi ancaman bagi kita,tapi teknologi kita tidak seberuntung itu. Peningkatan aktivitas geomagnetik di sekitar kita dapat membebani jaringan listrik dan satelit sehingga dapat merusaknya. Badai geomagnetik yang paling kuat dalam sejarah, yang dikenal sebagai Event Carrington terjadi pada tahun 1859, yang menghasilkan aurora selatan sampai ke langit Kuba. Saat itu,fenomena ini tidak merusak apapun karena teknologi saat itu belum berkembang,namun jika hal itu terjadi saat ini... lain lagi ceritanya.
Fenomena ini menimbulkan bahaya bagi astronot di luar angkasa karena partikel energik yang dilepaskan bisa terlempar hingga jarak jauh serta memiliki energi tinggi. Jika para astronot di luar Bumi tidak memakai perlindungan memadai, hal ini berarti akan berakibat kematian seketika. Oleh karena itu, jilatan api matahari menjadi salah satu perhatian para ilmuwan untuk dapat memprediksinya secara lebih akurat.
Yang kedua,Matahari kita saat ini terus memanas dan peningkatan energinya terus meningkat.
Karena Matahari menggunakan hidrogen di intinya,wilayah Matahari sedikit berkontraksi sehingga Matahari meningkatkan suhu untuk menyeimbangkan semuanya. Selama beberapa ratus juta tahun berikutnya, suhu di Bumi akan naik dan naik. Dalam 1 miliar tahun, permukaan planet ini akan seperti oven yang tidak ramah.
Suatu hari Bumi akan menjadi kering seperti Merkurius |
Tentu saja, seperti yang telah kita bahas pada episode sebelumnya,matahari akan hancur ketika kehabisan bahan bakar hidrogen di intinya. Inti akan mengalami kontraksi dan Matahari akan membengkak menjadi raksasa merah, memakan orbit Merkurius, Venus dan mungkin Bumi. Kalau pun tidak sampai menelan Bumi,Matahari akan menggempur planet kita dengan begitu banyak panas dan radiasi sehingga kehidupan di permukaan Bumi punah.
Untuk melihat aktivitas Matahari terbaru,silahkan menuju link ini : NASA SOHO
Jadi untuk saat ini kita tidak perlu terlalu khawatir dengan Matahari karena saat ini Matahari sedang aman dan stabil. Kita sebaiknya menyediakan beberapa batrei dan senter untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu jilatan api matahari besar muncul. Kita punya miliaran tahun cahaya hangat dan panas dari bintang kita. Tapi setelah itu,mungkin masuk akal untuk mencari rumah baru di planet lain.
Baca juga : 10 Fakta Menarik Matahari Yang Mungkin Belum Anda Ketahui
Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.