Kenapa Bulan Berbentuk Mirip Lemon?
Ilustrasi |
AstroNesia ~ Bila diperhatikan dengan seksama, beberapa hari lalu, bentuk bulan tidak berbentuk bulat sempurna jika dilihat dari sudut berbeda. Kedua sisinya terlihat ada tonjolan sehingga mirip bentuk lemon.
Peneliti yang berasal dari University California Santa Cruz, Amerika Serikat, mengatakan bahwa perputaran dan pasang surut bumi menciptakan sebuah 'satelit' berbentuk lemon. Pergeseran bentuk ini muncul ketika sebagian besar wilayah bulan berisi cairan, dan berada di dalam kerak bebatuan luar yang tipis.
"Contohkan bumi layaknya sebuah balon yang terisi air. Saat balon berisi air itu diputar maka akan ada tonjolan keluar dari pusatnya. Di bulan akan terlihat reaksi pasang surut karena tarikan gravitasi dari bumi.
Itulah yang membuat terciptanya bentuk lemon di ujung sisi bulan, dengan poros yang agak panjang dan mengarah ke bumi," ujar peneliti Ian Garrick-Bethell, Kamis, 31 Juli 2014. Para peneliti percaya, bulan pernah dingin dan padat saat 4 miliar tahun lalu sehingga menyebabkan pasang surut membatu dan tekanan rotasi menjadi beku.
Teori ini dikenal dengan hipotesa 'Tonjolan Fosil' dan pertama kali dikenal pada 1898. Namun, ketika itu tidak dijelaskan sepenuhnya sebab akibat bentuk bulan itu.
Maka dari itu, peneliti University California Santa Cruz ini menganalisis bentuk bentuk bulan yang cukup rumit secara keseluruhan, dengan cekungan besar dan kawah yang terbentuk kerak bulan. Mereka percaya, cekungan tersebut memberikan dampak pada bentuk bulan.
Dari hasil penelitian mereka menemukan adanya berbagai variasi ketebalan kerak bulan yang disebabkan oleh pasang surut yang memanas selama pembentukannya.
Sedangkan sisanya konsisten pada tonjolan akibat rotasi beku yang terbentuk di kemudian waktu. Pemanasan pasang surut akan menyebabkan kerak lebih tipis di bagian kutubnya dan daerah kerak tebal akan terbentuk sejalan dengan bumi.
Pemanasan pasang surut dan perubahan pasang rotasi memberikan efek sama pada bentuk bulan secara keseluruhan sehingga terlihat tonjolan menyerupai lemon di sisi yang menghadap bumi dan tonjolan di sisi lain yang berlawanan.
Peristiwa itu membuat peneliti menemukan bahwa medan gravitasi bulan secara keseluruhan tidak lagi selaras dengan topografi sehingga hal tersebut berefek pada tonjolan di bulan. Saat menyerupai lemon, gravitasi sumbu utama bulan sekitar 34 derajat, hal ini berbeda yang sebelumnya 30 derajat.
"Bulan yang menghadap kami (bumi) telah lama bergeser, jadi kita tidak lagi melihat wajah awal terbentuknya bulan," ungkap Garrick-Bethell.
Mengenai rinciannya, Garrick Bethell belum menemukannya dan ia berharap bahwa analisa baru ini dapat menyusun sejarah awal terciptanya bulan.
Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.