Gunung Berapi Di Bulan Mungkin Meletus Pada Zaman Dinosaurus
AstroNesia ~ Kalau saja pada zaman dahulu dinosaurus mempunyai teleskop, mungkin mereka dapat melihat lava yang mengalir di permukaan Bulan.
Para ilmuwan sebelumnya berpikir bahwa aktivitas gunung berapi Bulan mereda satu miliar tahun yang lalu. Tapi data baru dari NASA Lunar Orbiter Reconnaissance atau LRO, mengisyaratkan bahwa lava Bulan mengalir baru-baru ini, mungkin kurang dari 100 juta tahun yang lalu.
"Temuan ini secara harfiah akan membuat ahli geologi menulis ulang buku tentang bulan," John Keller, ilmuwan proyek LRO di NASA Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Maryland, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Selama berada di orbit sekitar bulan, astronot Apollo 15 mengambil gambar dari deposit vulkanik aneh yang dikenal sebagai Ina. Penelitian menunjukkan bahwa Ina masih sangat muda dan mungkin telah terbentuk dalam ledakan lokal dari aktivitas gunung berapi, meskipun sebagian besar vulkanisme Bulan terjadi antara 3,5 miliar tahun yang lalu dan 1 miliar tahun yang lalu.
Tapi sekarang foto dari LRO - pengorbit yang tiba di bulan pada tahun 2009 - menunjukkan bahwa Ina memiliki banyak teman. Para ilmuwan melihat 70 potongan kecil serupa di dataran vulkanik gelap di sisi bulan yang menghadap bumi.
Endapan batuan khas tersebut disebut irregular mare patches. Mereka ditandai dengan campuran halus, gundukan bulat dengan bercak kasar, menggumpal. Mereka memiliki diameter sekitar sepertiga mil (500 meter). Dengan demikian, mereka biasanya terlalu kecil untuk dilihat dari Bumi.
Tingginya angka dan distribusi yang luas dari patch ini menunjukkan bahwa aktivitas gunung berapi itu cukup luas dan terjadi tidak begitu lama (setidaknya secara geologis). Tiga dari endapan itu dianggap berusia kurang dari 100 juta tahun, dan bahkan Ina mungkin berusia kurang dari 50 juta tahun, menurut penelitian ini.
Para peneliti mengatakan mereka menggunakan teknik pengukuran yang menghubungkan kawah dengan usia sampel tanah bulan yang diambil selama misi Apollo dan misi robot Luna Uni Soviet. Temuan ini diterbitkan secara rinci pada Minggu (12 Oktober) dalam jurnal Nature Geoscience.
Penemuan endapan ini juga bisa mengubah cara ilmuwan berpikir tentang suhu interior bulan.
"Keberadaan dan usia irregular mare patches memberitahu kita bahwa mantel Bulan harus cukup panas untuk membuat letusan berskala kecil yang menciptakan fitur muda ini," kata Sarah Braden, lulusan Arizona State University yang memimpin studi ini, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.