Studi : Para Penjelajah Mars One Diperkirakan Mati Dalam 68 Hari
Ilustrasi koloni manusia di Mars |
AstroNesia ~ Mars One adalah sebuah rencana misi ambisius yang dibuat oleh pengusaha Belanda untuk mengirim manusia ke Mars dan mulai membangun koloni di sana.
Usulan tersebut telah menerima kritik sengit karena kurangnya tujuan yang realistis dan sekarang sebuah studi baru-baru ini telah membuat pukulan telak pada Mars One yang mengatakan bahwa para penjelajah ini akan mati dalam 68 hari.
Tekanan udara rendah, habitat yang berisiko meledak dan kurangnya suku cadang adalah salah satu bahaya fatal yang tampaknya menunggu siapa pun yang membuat perjalanan perdana ke planet ini.
Studi memberatkan ini dilakukan oleh mahasiswa di Massachusetts Institute of Technology.
Dalam penelitian, mereka menemukan sejumlah 'kondisi gagal' yang pada akhirnya akan menyebabkan kematian awak.
"Kematian awak pertama akan terjadi sekitar 68 hari," kata siswa tersebut.
Pertama, para penjelajah ini tidak memiliki cukup makanan sehingga para penjelajah akhirnya akan kelaparan di Mars.
Selanjutnya, salah satu tujuan dari Mars One adalah untuk menanam tanaman di beberapa ruangan habitasi di planet merah. Tanaman menghasilkan oksigen - dan terlalu banyak oksigen dalam lingkungan tertutup bisa menciptakan lingkungan yang sangat mudah terbakar.
Oksigen membutuhkan ventilasi namun mereka juga harus menjaga dan mempertahankan Nitrogen dalam ruangan tersebut untuk menjaga tekanan udara. Tapi teknologi untuk dapat melakukan ini di planet lain belum ada.
'Simulasi huni kami menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman, jika cukup besar untuk menyediakan 100 persen makanan bagi koloni, akan menghasilkan kadar oksigen yang tidak aman di habitat, "tulis para peneliti.
'Akibatnya, suatu bentuk sistem teknologi penghapus oksigen diperlukan - sebuah teknologi yang belum dikembangkan untuk misi antariksa.'
Sebuah sistem daur ulang urin yang dipasang di Stasiun Ruang Angkasa Internasional pada tahun 2009 menghasilkan air minum dengan efisiensi 90 persen di laboratorium NASA. Tapi di ISS alat itu rusak. Astronot kehilangan massa tulang di gravitasi nol, membuang kalsium ke dalam limbah mereka, dan deposit mereka dilekatkan pada pendaur ulang. Sistem berjalan lagi, tapi pada kapasitas hanya 70 persen. Pada perjalanan tanpa penerbangan kembali dan pasokan terbatas, kegagalan tersebut bisa mematikan, terutama ketika mereka harus menjaga suplai oksigen.
Kelembaban di dalam modul ini juga kemungkinan akan menjadi 100 persen - sesuatu yang tidak fatal, tapi pasti tidak nyaman untuk para astronot.
Mereka juga mengatakan bahwa suku cadang dan penggantian suku cadang tersebut akan sangat diperlukan tetapi, karena waktu perjalanan yang dibutuhkan dari Bumi ke Mars sekitar sembilan bulan atau lebih, ini akan sulit didapat.
Tapi CEO Mars One Bas Lansdorp mengatakan para siswa itu menggunakan data yang tidak benar dan tidak lengkap untuk studi mereka.
"Saya sudah bicara dengan orang yang sangat paham - ahli perusahaan seperti Lockheed Martin - yang memberitahu saya teknologi ini akan bekerja," katanya pada Popular Science. Dia bilang dia tidak punya waktu untuk membaca keseluruhan penelitian, tetapi telah melihat kesimpulannya.
Lansdorp menyebutkan masalah oksigen berlebih sebagai contoh salah dalam penelitian itu. "Teknologi ini telah diuji secara luas di Bumi," katanya, "dan itu dipahami dengan baik." Peralatan serupa untuk menyerap karbon dioksida dari atmosfer telah digunakan dalam ruang angkasa selama bertahun-tahun.
Tapi Lansdorp tidak memiliki solusi untuk masalah lebih serius yang disebut dalam penelitian: suku cadang.
Para siswa menggunakan tingkat kegagalan suku cadang di ISS untuk memperkirakan kebutuhan suku cadang di koloni Mars. Tanpa misi pasokan ulang selama dua tahun, sebagian besar massa yang terlibat dalam peluncuran awal akan menjadi material ekstra.
"Mereka benar," kata Lansdorp, "tantangan utama Mars One adalah menjaga segala sesuatunya berjalan." Perbaikan peralatan dan pakaian di Mars adalah masalah yang belum terpecahkan oleh Mars One.
Misi pasokan tak berawak sebelum peluncuran manusia kedua diperkirakan akan mendarat di planet merah beberapa minggu setelah koloni awal tiba. Lansdorp mengatakan awak pertama bisa mengambil cadangan itu dalam keadaan darurat.
"Kami tidak menganggap apa yang kami telah rancang adalah solusi terbaik. Ini adalah solusi yang baik," katanya. Dia menambahkan bahwa Mars One telah melakukan penelitian sendiri dengan hasil yang lebih baik, tetapi ini bukan perusahaan kedirgantaraan.
Ia berharap studi kelayakan masa depan dari kelompok-kelompok seperti Lockheed Martin akan memberikan jawaban. Sementara ini, data mereka tersembunyi.
"Kami ingin melihat data apa yang ia miliki dan memperbarui model," kata Sydney Do, seorang peneliti pada studi tersebut.
Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.