Ribuan Tahun Lalu, Gunung Berapi Bentuk Air Cair Di Permukaan Mars
Ilustrasi masa lalu permukaan Mars |
AstroNesia ~ Bukti yang diperoleh selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa ribuan tahun yang lalu, Mars memiliki sungai, aliran air dan bahkan danau. Masalahnya adalah para ilmuwan mengalami kesulitan mencari tahu bagaimana sungai, aliran air dan danau terbentuk di Planet Merah mengingat Mars termasuk planet yang dingin.
Dalam sebuah makalah di jurnal Nature Geoscience, ilmuwan AS Brown University menyatakan bahwa aktivitas gunung berapi dapat menjelaskan penciptaan struktur geologi tersebut. Dengan demikian, mereka percaya bahwa letusan besar tersebut yang melahirkan air cair di Mars dan bahkan membuatnya mengalir.
Bagaimana Gunung Berapi Mengubah Penampilan Mars Selamanya?
Bersama dengan para peneliti dari Israel Weizmann Institute of Science, para ahli Brown University menjelaskan bahwa, seperti yang ditunjukkan oleh model iklim baru-baru ini, Mars muda adalah tempat yang dingin. Ini karena, miliaran tahun yang lalu, Matahari lebih redup dibanding sekarang.
Terlebih lagi, mereka berpendapat bahwa, ketika Planet Merah masih remaja, atmosfernya terlalu tipis untuk dapat memanaskan permukaannya dan dengan demikian memungkinkan air cair terbentuk dan mengalir di atasnya.
Untuk menjelaskan kehadiran sungai, aliran air dan danau kuno di Mars, para ilmuwan telah mempertimbangkan semua hal dan bisa jadi aktivitas vulkanik yang mendorong peningkatan suhu yang dibutuhkan untuk memungkinkan penciptaan air cair.
Hipotesis ini didukung oleh data yang menunjukkan bahwa air mengalir di permukaan Planet Merah sekitar 3,7 miliar tahun yang lalu, yaitu sekitar waktu dimana gunung berapi besar sibuk menembakkan lava dan segala macam gas keluar.
Bukan Letusan Gunung Berapi Biasa
Di Bumi, letusan gunung berapi memicu penurunan suhu dengan memuntahkan abu dan segala macam senyawa yang memantulkan kembali sinar Matahari sebelum mencapai permukaan planet kita. Di Mars, gunung berapi kuno tampaknya menyebabkan peningkatan suhu.
Peneliti dari Brown University berpendapat bahwa hal tersebut terjadi karena sulfur dioksida yang dilepaskan selama peristiwa tersebut bertindak sebagai gas rumah kaca dan menyebabkan wilayah ekuator planet menghangat.
Di sisi lain, partikel asam sulfat yang dikeluarkan oleh gunung berapi Mars dibatasi oleh partikel debu yang melayang di atmosfer planet, mengurangi kemampuannya untuk memantulkan kembali sinar Matahari. Hal ini juga membuat peningkatan suhu di permukaan.
Peristiwa ini lebih dari cukup untuk melahirkan sungai , aliran air dan danau di Planet Merah, dan menjaga mereka hidup selama beberapa ratus tahun pada suatu waktu.
Peneliti lebih lanjut mengatakan bahwa jika bentuk-bentuk kehidupan primitif pernah ada di Mars, kemungkinan besar mereka pasti ada di sungai, aliran air dan danau kuno tersebut dan suatu hari kita akan menemukan bukti kehadiran mereka di Planet Merah.
Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.