Bintang Paling Awal Di Alam Semesta Bersinar 100 Juta Tahun Lebih Muda Dari Perkiraan Sebelumnya
Ilustrasi |
AstroNesia ~ Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa bintang pertama mulai bersinar 100 juta tahun lebih mudah dari perkiraan sebelumnya.
Data dari Esa Planck teleskop ruang angkasa menunjukkan bahwa pembentukan bintang dimulai sekitar 550 juta tahun setelah Big Bang yang melahirkan alam semesta.
Hal ini didasarkan pada pengamatan cahaya alam semesta awal, dan itu bisa mengubah pemahaman kita tentang bagaimana kosmos seperti yang kita kenal sekarang terbentuk.
Peta baru dari satelit ESA Planck ESA mengungkap cahaya terpolirisasi dari alam semesta awal di seluruh langit, mengungkapkan bahwa bintang-bintang pertama sebenarnya lebih muda daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Mereka juga mencakup informasi tentang Bima Sakti kita, menunjukkan bahwa kontribusi dari debu di galaksi kita jauh lebih luas daripada yang diperkirakan sebelumnya dan mengungkapkan struktur kompleks di medan magnet galaksi.
Para peneliti di Max Planck Institute for Astrophysics mengembangkan komponen perangkat lunak penting bagi Planck dan mengambil bagian dalam penafsiran ilmiah dari data misi; khususnya, mereka memberikan kontribusi untuk analisis sinyal dari kluster galaksi, lensa gravitasi CMB, debu galaksi dan medan magnet, serta dari medan magnet primordial.
Big bang 13,8 miliar tahun yang lalu menyebabkan terbentuknya materi, ruang dan waktu. Sebelumnya para ilmuwan berpikir bahwa bintang-bintang pertama mulai bersinar 440 juta tahun setelah Big Bang. Hasil baru ini masih harus dikonfirmasi oleh pengukuran lebih lanjut dan mengatakan bahwa mereka 100 juta tahun lebih muda.
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Astronomi dan Astrofisika.
Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.