Migrasi Jupiter Dapat Menjelaskan Mengapa Tata Surya Kita Terlihat Aneh Dibanding Sistim Planet Lain


AstroNesia ~ Jupiter mungkin berperan seperti merusak bola raksasa di tata surya saat baru lahir, berkeliaran untuk menghancurkan generasi planet awal Tata Surya bagian dalam sebelum kembali ke orbitnya saat ini, kata peneliti.

Temuan tentang Jupiter ini bisa membantu menjelaskan mengapa tata surya kita sangat berbeda dari ratusan sistem planet lain yang sudah ditemukan astronom dan kehidupan seperti yang dikenal di Bumi mungkin jarang dibanding perkirakan sebelumnya, kata para ilmuwan menambahkan.

Dalam dua dekade terakhir ini, para peneliti telah mengkonfirmasi keberadaan lebih dari 1.800 planet yang mengorbit bintang-bintang jauh. Penemuan ini termasuk hampir 500 sistem planet.

Tata Surya Kita Yang Aneh
 
Temuan ini menunjukkan bahwa tata surya kita sangat istimewa. Sistem planet yang umum terdiri dari beberapa planet super-Bumi (planet berbatu yang memiliki massa hingga 10 kali massa Bumi) yang mengorbit bintang induknya lebih dekat dibanding orbit Merkurius terhadap Matahari. Planet Super Bumi biasanya tidak hanya kaya akan batu, tetapi juga kaya bahan mudah menguap yang mudah menguap ketika dipanaskan.

Ini berarti bahwa planet Super Bumi "cenderung memiliki atmosfer yang sangat tebal dan masif dengan tekanan ratusan kali lebih kuat dibanding Bumi, bahkan ribuan," kata penulis utama studi Konstantin Batygin, seorang ilmuwan planet di California Institute of Technology di Pasadena. Sebagai perbandingan, "atmosfer planet terestrial kita sangat tipis."

Selain itu, sistem planet yang memiliki planet raksasa mirip dengan Jupiter dan Saturnus biasanya mengorbit lebih dekat ke bintang induknya dibanding planet raksasa gas yang ada di tata surya. Planet gas raksasa ini dikenal sebagai hot Jupiters, yang orbitnya hanya sekitar sepersepuluh dari jarak Merkurius ke matahari. Hot Jupiter adalah planet alien yang paling sering ditemukan.

"Tata surya kita tampak semakin aneh," kata rekan penulis studi Gregory Laughlin, astronom dari University of California, Santa Cruz, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Sekarang Batygin dan Laughlin menemukan bahwa migrasi Jupiter mendekat dan menjauh dari matahari mungkin menjelaskan mengapa tata surya menjadi sebuah anomali.


Pengembaraan Jupiter

Para peneliti memodelkan skenario terkemuka untuk pembentukan Jupiter dan Saturnus yang dikenal sebagai "Grand Tack," dimana Jupiter muncul pertama dan bermigrasi ke arah matahari sampai Saturnus terbentuk, yang menyebabkan Jupiter untuk membalikkan arah dan bermigrasi ke luar dimana menjadi orbitnya saat ini. Mereka menghitung apa yang mungkin terjadi jika sekumpulan planet berbatu yang terbentuk di bagian dalam tata surya sebelum Jupiter bermigrasi ke dalam.

Pada awal tata surya, matahari dikelilingi oleh piringan padat gas dan debu. Hal ini menunjukkan bahwa setiap planet berbatu bagian dalam terbentuk mungkin akan berakhir menjadi super-Bumi.

Namun, saat Jupiter bergerak ke dalam, tarikan gravitasinya akan menarik planet berbatu yag baru lahir mendekat sehingga orbit mereka tumpang tindih. Hal ini akan memicu serangkaian tabrakan yang menghancurkan planet berbatu yang baru lahir ini menjadi beberapa bagian.

Puing-puing yang dihasilkan sebagian besar mengorbit matahari. Sebuah generasi planet bagian dalam kedua akan terbentuk nanti dari material yang tertinggal, walaupun puing tersebut sisa sedikit. Ini akan menjelaskan mengapa Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars lebih muda dari planet di bagian luar, dan mengapa mereka lebih kecil dan memiliki atmosfer yang jauh lebih tipis dibanding planet di bagian dalam yang terlihat pada sistem planet lainnya.

Implikas Bagi Kehidupan Di Bumi Dan Tempat Lain

Planet seperti Jupiter jarang - "hanya sekitar 10 persen dari bintang seperti Matahari," kata Batygin. Hal ini menunjukkan "sistem planet seperti kita sendiri juga diperkirakan langka." Selain itu, hanya pembentukan Saturnus di tata surya yang menarik Jupiter kembali ke tempatnya saat ini dan membiarkan Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars terbentuk.

Salah satu implikasi dari temuan ini adalah kehidupan seperti yang dikenal di Bumi mungkin jarang di alam semesta dibanding yang diperkirakan sebelumnya.

Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi

Blog ini adalah sajian berita Sains dan Teknologi yang kami kutip dari berbagai Sumber, jika anda menyukai dan mau dapatkan Update berita terbaru, harap ikuti blog ini dengan memasukan Email anda atau mengikuti Twitter/Facebook, dengan begitu anda secara otomatis akan mendapatkan Update Berita terbaru disini.


Share This Article Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Recommendation News close button
Back to top

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.

Thanks For Your Comment Here
Powered by Blogger.