Lubang Hitam V404 Cygni Bagun Setelah 26 Tahun Tidur
Ilustrasi sistim bintang V404 Cygni yang berisi bintang dan lubang hitam |
AstroNesia ~ Pada tanggal 15 Juni, satelit NASA mendeteksi gelombang pasang sinar-X energi tinggi dari konstelasi Cygnus. Sekitar 10 menit kemudian, percobaan Jepang di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) juga menangkap suar ini.
Ledakan ini berasal dari V404 Cygni, sistem biner yang terletak sekitar 8.000 tahun cahaya dari Bumi yang berisi lubang hitam dan bintang mirip Matahari.
Para astronom mengklasifikasikan jenis sistem ini sebagai biner X-ray bermassa rendah. Dalam V404 Cygni, bintang yang sedikit lebih kecil dari matahari mengorbit lubang hitam yang memiliki massa 10 kali massa Matahari hanya 6,5 hari.
Orbit yang sangat dekat ini dan gravitasi yang kuat dari lubang hitam menghasilkan gaya pasang surut yang menarik aliran gas dari pasangannya. Gas berjalanan menuju cakram penyimpanan di sekitar lubang hitam dan memanas hingga jutaan derajat, menghasilkan aliran sinar-X saat jatuh ke dalam.
Setiap beberapa dekade, ledakan cahaya berenergi tinggi di lubang hitam ini akan menjadi nova sinar-X. Sebelum bangun, lubang hitam itu telah tertidur sejak 1989.
Sementara itu, lubang hitam V404 Cygni juga diklaim sebagai monster karena mampu memancarkan cahaya yang sangat terang, bahkan tergolong objek langit paling terang di langit. "Lubang hitam itu sangat tidak biasa, karena terus memancarkan cahaya kilat setiap kurang dari satu jam.
Saat ini, lubang hitam V404 Cygni menjadi objek paling terang di langit yang bisa dilihat dengan teleskop sinar-X. Bahkan, kekuatan cahaya yang dikeluarkan oleh lubang hitam itu 50 kali lebih terang dari Crab Nebula, sebuah supernova (sisa ledakan bintang) yang ada di gugusan bintang Taurus.
Crab Nebula sebelumnya menyandang gelar sumber cahaya paling terang di langit.
Sebelumnya, lubang hitam V404 Cygni terakhir terdeteksi aktif pada tahun 1989, atau sekitar 26 tahun silam. Oleh sebab itu, sejak aktif lagi tanggal 15 Juni lalu, banyak ilmuwan yang menjulukinya 'sleeping blackhole'.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.