Astronom Beri Petunjuk Kehidupan di Mars?
Astronesia-Astronom dari New Mexico State University mengungkapkan penelitiannya
tentang munculnya gas metana di Mars. Astronom Malynda Chizek bekerja
pada simulasi komputer, menggunakan NASA/Ames Mars Atmospheric General
Circulation Model untuk mereplika jejak gas di atmosfer Mars, yang
diyakini memberikan petunjuk terkait kehidupan di planet merah tersebut.
Dilansir Astrobio, Kamis (18/10/2012), Malynda menggunakan simulasi komputer tersebut untuk memprediksi jumlah gas metana yang terlihat oleh Mars Science Laboratory. "Ada instrumen onboard Curiosity Rover, di mana (robot penjelajah) itu telah mendarat di Mars pada Agustus, yang mampu mengukur gas metana," ujar Malynda.
Akan tetapi, ia melanjutkan, ilmuwan yang melakukan operasi instrumen tersebut, belum juga membuat pengumuman publik dari hasil penelitian mereka. "Ada beberapa klaim tentang deteksi gas metana di dekade yang lalu. Namun, ini melahirkan kontroversial terkait apakah benar-benar ada unsur metana di Mars," jelasnya.
Malynda mengatakan, yang masih menjadi misteri adalah bagaimana gas metana itu bisa hadir di Mars. Observasi yang dilakukan ilmuwan menyarankan, munculnya gas metana ini bisa terjadi dalam skala waktu yang sangat cepat dan tidak terduga.
Lebih lanjut Malynda menjelaskan, penting untuk mendeteksi unsur metana di Mars, karena ini bisa memberi petunjuk terkait bukti-bukti kehidupan. Sebab, sekitar 95 persen metana di atmosfer bumi, merupakan produk biologi.
Malynda menggunakan model yang diusungnya untuk mencoba menelusuri gas metana dari sumber lokasinya. Beberapa dugaan terkait sumber lokasi munculnya gas metana ini antara lain, berasal dari sumber vulkanik, interaksi kimia air atau bakteri.
"Mars dianggap sebagai planet geologis mati. Jika deteksi unsur metana telah dikonfirmasi dan kami tidak menemukan tanda-tanda kehidupan bakteri, ini menandakan adanya proses geologis yang menarik, yang terjadi di Mars dan kami belum mengetahui (lebih detail) tentang hal itu," pungkasnya.
Dilansir Astrobio, Kamis (18/10/2012), Malynda menggunakan simulasi komputer tersebut untuk memprediksi jumlah gas metana yang terlihat oleh Mars Science Laboratory. "Ada instrumen onboard Curiosity Rover, di mana (robot penjelajah) itu telah mendarat di Mars pada Agustus, yang mampu mengukur gas metana," ujar Malynda.
Akan tetapi, ia melanjutkan, ilmuwan yang melakukan operasi instrumen tersebut, belum juga membuat pengumuman publik dari hasil penelitian mereka. "Ada beberapa klaim tentang deteksi gas metana di dekade yang lalu. Namun, ini melahirkan kontroversial terkait apakah benar-benar ada unsur metana di Mars," jelasnya.
Malynda mengatakan, yang masih menjadi misteri adalah bagaimana gas metana itu bisa hadir di Mars. Observasi yang dilakukan ilmuwan menyarankan, munculnya gas metana ini bisa terjadi dalam skala waktu yang sangat cepat dan tidak terduga.
Lebih lanjut Malynda menjelaskan, penting untuk mendeteksi unsur metana di Mars, karena ini bisa memberi petunjuk terkait bukti-bukti kehidupan. Sebab, sekitar 95 persen metana di atmosfer bumi, merupakan produk biologi.
Malynda menggunakan model yang diusungnya untuk mencoba menelusuri gas metana dari sumber lokasinya. Beberapa dugaan terkait sumber lokasi munculnya gas metana ini antara lain, berasal dari sumber vulkanik, interaksi kimia air atau bakteri.
"Mars dianggap sebagai planet geologis mati. Jika deteksi unsur metana telah dikonfirmasi dan kami tidak menemukan tanda-tanda kehidupan bakteri, ini menandakan adanya proses geologis yang menarik, yang terjadi di Mars dan kami belum mengetahui (lebih detail) tentang hal itu," pungkasnya.
Okezone.com
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.