Kenapa Semua Badai Terlihat Sama Jika Dilihat Dari Luar Angksa?
Badai Leslie (2012), badai Flossie (2007), badai Bertha (2008) dan badai Gordon (2006) |
Astronesia-Satu pertanyaan yang simple namun sulit dijawab. Kenapa bentuk dan
perputaran badai apabila dilihat dari angkasa semuanya memiliki
kemiripan?
Semua foto badai yang diambil dari satelit di angkasa selalu sama antara satu dengan lainnya. Menurut penjelasan dari seorang meteorologis bernama John Knaff dari National Oceanic and Atmospheric Administration, "Badai terbentuk dari lautan dengan perairan yang memiliki temperatur suhu hangat.
Udara hangat mampu menciptakan tekanan yang terpusat dan menyedot udara hangat lain di sekitarnya. Dikarenakan kelembapan air yang ada di sekitarnya, maka secara otomatis gumpalan awan akan lahir. Udara yang hangat tersebut secara perlahan akan membentuk gumpalan mirip labirin.
Di belahan bumi bagian utara, perputaran badai selalu berlawan dengan arah jarum jam, sedangkan belahan bumi bagian badai selalu berputar searah dengan jarum jam. Alasan kenapa temperatur udara dapat meningkat dan melahirkan labirin awan karena rotasi bumi.
Ketika bumi berotasi, secara tidak langsung planet ini menciptakan efek Coriolis atau pembelokkan arah benda yang bergerak ketika dilihat dari kerangka acuan yang berputar. Menurut Wikipedia, pada bumi, efek Coriolis dapat dirasakan untuk pergerakan pada jarak yang jauh dan periode yang panjang, seperti pergerakan udara berskala besar di atmosfer atau air di samudra.
"Apabila bumi tidak berputar (berotasi), maka angin akan bertiup dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Dikarenakan bumi berotasi, maka angin di belahan utara dan selatan berbeda," jelas Knaff seperti yang dikutip Wired (07/09). Dia menambahkan bahwa setiap badai memerlukan air dengan temperatur hangat untuk menghasilkan kekuatan perputarannya.
Badai akan berakhir apabila muncul beberapa tanda berikut.
Arah Angin dan kecepatan berubah
Apabila secara tiba-tiba arah angin dan kecepatan badai berkurang atau biasa disebut dengan Vertical Wind Shear, maka dapat dipastikan badai akan segera berakhir.
Temperatur dingin
Menurut penelitian, badai akan berakhir apabila 'dia' mencapai suatu daerah dengan hawa atau perairan yang dingin. Hawa atau temperatur yang dingin akan membuat tenaga dari badai melemah dan memudar.
Setelah meneliti bentuk dan karakteristik badai dari angkasa, para peneliti menyimpulkan bahwa badai dengan 'mata' memiliki kekuatan yang dasyat dibandingkan dengan yang tidak memiliki 'mata'. Badai dengan bentukan curva yang kompleks memiliki daya rusak yang lebih besar dibandingkan badai dengan bentukan curva biasa.
Knaff menambahkan, "Mungkin bagi orang awam, semua badai adalah sama apabila dilihat dari angkasa, namun mereka berbeda dalam beberapa hal."
Semua foto badai yang diambil dari satelit di angkasa selalu sama antara satu dengan lainnya. Menurut penjelasan dari seorang meteorologis bernama John Knaff dari National Oceanic and Atmospheric Administration, "Badai terbentuk dari lautan dengan perairan yang memiliki temperatur suhu hangat.
Udara hangat mampu menciptakan tekanan yang terpusat dan menyedot udara hangat lain di sekitarnya. Dikarenakan kelembapan air yang ada di sekitarnya, maka secara otomatis gumpalan awan akan lahir. Udara yang hangat tersebut secara perlahan akan membentuk gumpalan mirip labirin.
Di belahan bumi bagian utara, perputaran badai selalu berlawan dengan arah jarum jam, sedangkan belahan bumi bagian badai selalu berputar searah dengan jarum jam. Alasan kenapa temperatur udara dapat meningkat dan melahirkan labirin awan karena rotasi bumi.
Ketika bumi berotasi, secara tidak langsung planet ini menciptakan efek Coriolis atau pembelokkan arah benda yang bergerak ketika dilihat dari kerangka acuan yang berputar. Menurut Wikipedia, pada bumi, efek Coriolis dapat dirasakan untuk pergerakan pada jarak yang jauh dan periode yang panjang, seperti pergerakan udara berskala besar di atmosfer atau air di samudra.
"Apabila bumi tidak berputar (berotasi), maka angin akan bertiup dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Dikarenakan bumi berotasi, maka angin di belahan utara dan selatan berbeda," jelas Knaff seperti yang dikutip Wired (07/09). Dia menambahkan bahwa setiap badai memerlukan air dengan temperatur hangat untuk menghasilkan kekuatan perputarannya.
Badai akan berakhir apabila muncul beberapa tanda berikut.
Arah Angin dan kecepatan berubah
Apabila secara tiba-tiba arah angin dan kecepatan badai berkurang atau biasa disebut dengan Vertical Wind Shear, maka dapat dipastikan badai akan segera berakhir.
Temperatur dingin
Menurut penelitian, badai akan berakhir apabila 'dia' mencapai suatu daerah dengan hawa atau perairan yang dingin. Hawa atau temperatur yang dingin akan membuat tenaga dari badai melemah dan memudar.
Setelah meneliti bentuk dan karakteristik badai dari angkasa, para peneliti menyimpulkan bahwa badai dengan 'mata' memiliki kekuatan yang dasyat dibandingkan dengan yang tidak memiliki 'mata'. Badai dengan bentukan curva yang kompleks memiliki daya rusak yang lebih besar dibandingkan badai dengan bentukan curva biasa.
Knaff menambahkan, "Mungkin bagi orang awam, semua badai adalah sama apabila dilihat dari angkasa, namun mereka berbeda dalam beberapa hal."
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.