Mengapa Bulan Punya Dua Muka yang Berbeda


foto
Foto inframerah permukaan bulan dan gambaran partikel air di permukaan bulan (kanan). nasa.gov
Tempat gelap terbesar di permukaan bulan yang dikenal dengan Lautan Badai, kemungkinan disebabkan oleh dampak kosmik raksasa. Menurut para ilmuwan, bekas kerusakan ini menciptakan laut magma berukuran lebar lebih dari seribu mil dan beberapa ratus mil kedalaman.

Temuan ini bisa membantu menjelaskan mengapa sisi bulan yang dekat dan jauh dengan bumi sangat berbeda satu sama lain. Para ilmuwan menganalisis Oceanus Procellarum atau Lautan Badai pada spot gelap di sisi bulan yang dekat dengan bumi. Spot ini memiliki lebar lebih dari 3 ribu kilometer.

Sisi dekat bulan, yang selalu menghadap bumi sangat berbeda dengan permukaan sisi yang jauh. Sisi jauh bukan bagian bulan yang selalu gelap. Kenyataannya sisi ini mendapatkan sinar matahari pula, hanya saja tak pernah menghadap bumi. Misalnya, dataran luas berbatu vulkanik yang disebut ''Maria'' mencakup hampir sepertiga bagian dari sisi dekat. Tetapi hanya sedikit bagian ''Maria'' yang terlihat dari sisi jauh.

Para peneliti telah mengajukan sejumlah penjelasan tentang perbedaan besar antara sisi bulan dekat dan jauh. Demikian pula dengan permukaan Mars di utara dan selatan sangat kontras satu sama lain. Dan mereka menduga dampak yang mengerikan mungkin adalah penyebabnya.

Para ilmuwan Jepang mengatakan tabrakan besar barangkali bisa menjelaskan dua permukaan bulan ini memiliki ujud yang berbeda. Salah satunya muncul apa yang dinamakan Lautan Badai ini.

Mereka menganalisis komposisi permukaan bulan ini menggunakan data dari satelit pengorbit bulan Kaguya Jepang, Selene. Data ini menunjukkan bahwa terdapat konsentrasi kalsium yang rendah dari mineral piroksen di sekitar Oceanus Procellarum dan di kawah besar seperti kutub selatan Aitkenand Imbriumbasins.

Jenis mineral piroksen ini berhubungan dengan pencairan dan penggalian material dari mantel bulan. Sekaligus dapat menjelaskan terbentuknya Lautan Badai itu termasuk sisa bencana.

"Tabrakan besar ini akan menghasilkan lebar 3ribu kilometer laut magma dengan beberapa ratus kilometer kedalamannya," ujar penulis utama penelitian ini, Ryosuke Nakamura, seorang ilmuwan planet di National Institute of Advanced Industrial Science and Technology, Tsukuba, Jepang.

Para peneliti itu mengatakan bahwa tabrakan yang sangat besar itu cukup bisa membentuk Oceanus Procellarum dan pada cekungan lain yang akan membentuk kerak di permukaan sisi dekat bulan. Kerak yang terbentuk ini berasal dari batuan cair yang tersisa setelah tabrakan. Maka dapat dijelaskan mengapa kedua sisi permukaan bulan ini sangat berbeda.

Namun, ide penjelasan ini hangat diperdebatkan karena tak ada tanda-tanda topografi yang nampak akibat tabrakan itu. "Mungkin karena tanggal pembentukannya sudah terlalu tua lebih dari 4 miliar tahun lalu," ujar Nakamura.

Blog ini adalah sajian berita Sains dan Teknologi yang kami kutip dari berbagai Sumber, jika anda menyukai dan mau dapatkan Update berita terbaru, harap ikuti blog ini dengan memasukan Email anda atau mengikuti Twitter/Facebook, dengan begitu anda secara otomatis akan mendapatkan Update Berita terbaru disini.


Share This Article Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Recommendation News close button
Back to top

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.

Thanks For Your Comment Here
Powered by Blogger.