Pesawat Siluman Dikerahkan untuk Buru Bigfoot
Astronesia-Tak ada seorang pun yang
pernah bertatap muka dengan Bigfoot, mahluk misterius yang konon
berbadan besar, setinggi 2,5 meter, berat 400 kilogram, dengan bulu
menutupi sekujur tubuhnya. Meski penampakannya kerap dilaporkan di
Amerika Utara, Amerika Serikat dan Kanada, sejak abad ke-19.
Hanya tapak kaki besarnya yang bisa ditemukan. Di Amerika Utara, ia juga dikenal dengan nama lain yakni Sasquatch.
Mahluk serupa juga ditemukan di belahan dunia lain, dengan sebutan Yeti di Tibet dan Nepal, Yeren di China dan Yowie di Australia.
Bigfoot menjadi relevan untuk disinggung setelah sebuah perusahaan Amerika Serikat berencana menggunakan pesawat 'siluman' yang dikendalikan dengan remote kontrol untuk memburu jejak monster itu di pegunungan Kalifornia, lokasi yang kerap dilaporkan penampakannya.
Falcon Project, nama perusahaan itu, mengklaim sebagai organisasi pertama yang akan menggunakan strategi udara dalam upaya mendeteksi bukti keberadaan mahluk hominid setengah mitos itu.
Hanya tapak kaki besarnya yang bisa ditemukan. Di Amerika Utara, ia juga dikenal dengan nama lain yakni Sasquatch.
Mahluk serupa juga ditemukan di belahan dunia lain, dengan sebutan Yeti di Tibet dan Nepal, Yeren di China dan Yowie di Australia.
Bigfoot menjadi relevan untuk disinggung setelah sebuah perusahaan Amerika Serikat berencana menggunakan pesawat 'siluman' yang dikendalikan dengan remote kontrol untuk memburu jejak monster itu di pegunungan Kalifornia, lokasi yang kerap dilaporkan penampakannya.
Falcon Project, nama perusahaan itu, mengklaim sebagai organisasi pertama yang akan menggunakan strategi udara dalam upaya mendeteksi bukti keberadaan mahluk hominid setengah mitos itu.
Caranya, pesawat helium yang dilengkapi kamera inframerah yang sensitif dengan suhu (thermal imaging) dan kamera nirkabel beresolusi tinggi ditugaskan untuk mendekati dan mengobservasi Bigfoot tanpa mengganggu atau meminimalisasi gangguan pada mahluk tersebut.
"Pesawat Aurora Mk II menawarkan keunggulan di atas helikopter atau platform pesawat bersayap lainnya, yakni bisa bekerja secara sembunyi-sembunyi dan kemampuan manuvernya yang unggul," demikian klaim perusahaan tersebut.
Aurora adalah pesawat tak berawak ganda yang bisa bergerak dengan kecepatan 35-45 mil per jam, mampu bermanuver untuk melacak mahluk yang bergerak cepat. Ini cara yang relatif logis mengingat pengejaran di darat selalu berakhir dengan kegagalan.
Falcon Project didirikan oleh pengeruk emas, William Barnes, yang mengklaim pernah melihat Bigfoot pada tahun 1997. Ia berharap bisa mengumpulkan bukti meyakinkan tentang keberadaan monster itu, berupa rekaman mahluk itu di habitatnya.
Untuk diketahui, satu-satunya bukti video keberadaan Bogfoot diambil oleh penunggang rodeo, Roger Patterson di Kalifornia tahun 1968. Film itu, apalagi isinya, menjadi obyek kontroversi. Diragukan keasliannya. Meski hingga kematiannya pada tahun 1972, Patterson bersikukuh rekaman itu bukan rekayasa.
Falcon Project berharap dengan usahanya itu, perusahaan tersebut bakal mendapat 'rejeki nomplok bernilai ratusan ribu dolar' berupa bukti sahih keberadaan Bigfoot.
"Keunggulan kompetitif kami, relatif terhadap organisasi penelitian hominoid lainnya adalah kami menggunakan teknologi yang tidak dimiliki orang lain."
Falcon Project menggandeng ahli dari Idaho State University, Dr Jeff Meldrum, satu dari sedikit akademisi yang meyakini keberadaan Bigfoot. Ia juga penulis buku terkemuka mengenai subyek monster tersebut, "Sasquatch: Legend Meets Science".
Sementara kebanyakan ilmuwan meragukan eksistensi Bigfoot. Menurut mayoritas ilmuwan, isu mengenai monster itu adalah kombinasi dari tiga hal: dongeng, identifikasi yang salah, dan kabar bohong alias hoax.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.