Space X Angkut Es Krim ke Stasiun Luar Angkasa Internasional
(REUTERS/NASA) |
VIVAnews -- Pasca penerbangan perdananya ke Stasiun
Luar Angkasa Internasional (ISS), untuk membawa sejumlah barang ke Bumi
akhir Mei 2012 lalu, kapsul luar angkasa Dragon kembali terbang ke
tujuan yang sama. Kali ini dengan mengangkut kargo.
Peluncuran yang dilakukan Minggu kemarin, adalah pengangkutan kargo pertama, dari 12 kali yang telah disepakati dalam mega-kontrak antara perusahaan antariksa SpaceX dengan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Berbeda dengan peluncuran pertama, ini bukan uji coba. Kapsul Dragon mengangkut perlengkapan penelitian ilmiah dan perlengkapan berharga lainnya seberat 1.000 pon atau 452 kg. Juga benda-benda lain yang bersifat personal: es krim kombinasi rasa coklat dan vanila yang diletakkan dalam freezer untuk warga tiga stasiun luar angkasa.
Roket tak berawak Falcon, juga milik SpaceX, meraung ke atas langit tepat waktu Minggu kemarin, dijadwalkan sampai ke ISS Rabu ini. Para pejabat terkait menyebut, misi ini sukses. Kabar baik lainnya, sampah antariksa tak lagi jadi ancaman bagi ISS, jadi NASA bisa fokus sepenuhnya ke misi pengiriman.
Untuk diketahui, NASA akan mengandalkan sektor swasta untuk mengirimkan stok baru ke ISS, setelah memuseumkan sejumlah pesawat luar angkasanya. Khusus dengan SpaceX, NASA telah menandatangani kontrak senilai US$1,6 miliar untuk 12 kali pengiriman.
Yang membuat NASA tertarik, Dragon bisa mengangkut kargo bolak-balik, dari bumi dan ISS dalam jumlah yang sama. Dari ISS misalnya, pesawat itu akan mengangkut sampel darah dan urin astronot. Sampel-sampel itu, yang jumlahnya hampir 500, telah disimpan di freezer sejak Atlantis melakukan penerbangan ulang-alik terakhirnya pada bulan Juli 2011.
"Bagi sebagian orang, itu mungkin sangat aneh. Mungkin bagi Anda hanya urin, tapi bagi kami itu adalah emas," kata ahli nutrisi NASA, Scott Smith. "Banyak pengetahuan ilmiah yang bisa kami dapatkan dari sana."
Dragon akan menghabiskan hampir tiga minggu di stasiun ruang angkasa, sebelum akhirnya kembali ke bumi, dengan parasut, dan terjun ke Samudera Pasifik akhir Oktober nanti.
Dragon memang luar biasa, sebab tak ada pesawat luar angkasa Rusia, Eropa, atau Jepang yang bisa membawa pulang apapun. Mereka akan terbakar saat memasuki atmosfer Bumi. Sementara, kapsul Soyuz milik Rusia tak cukup mengangkut apapun, kecuali manusia.
Space Exploration Technologies Corp atau SpaceX adalah milik salah satu pendiri PayPal, Elon Musk. Tak puas hanya mengirim kargo, perusahaan tersebut kini sedang mengubah kapsul Dragon menjadi kendaraan pengangkut astronot dalam tiga tahun ke depan. Sejumlah perusahaan antariksa swasta lainnya juga sedang meretas jalan yang sama.
Kehadiran perusahaan swasta dalam hal ihwal perjalanan ke luar bumi adalah hal yang menguntungkan bagi NASA. Sebab, selama ini lembaga itu harus naik roket milik Rusia untuk mengorbit. Dengan harga super-mahal tentunya.
Peluncuran yang dilakukan Minggu kemarin, adalah pengangkutan kargo pertama, dari 12 kali yang telah disepakati dalam mega-kontrak antara perusahaan antariksa SpaceX dengan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Berbeda dengan peluncuran pertama, ini bukan uji coba. Kapsul Dragon mengangkut perlengkapan penelitian ilmiah dan perlengkapan berharga lainnya seberat 1.000 pon atau 452 kg. Juga benda-benda lain yang bersifat personal: es krim kombinasi rasa coklat dan vanila yang diletakkan dalam freezer untuk warga tiga stasiun luar angkasa.
Roket tak berawak Falcon, juga milik SpaceX, meraung ke atas langit tepat waktu Minggu kemarin, dijadwalkan sampai ke ISS Rabu ini. Para pejabat terkait menyebut, misi ini sukses. Kabar baik lainnya, sampah antariksa tak lagi jadi ancaman bagi ISS, jadi NASA bisa fokus sepenuhnya ke misi pengiriman.
Untuk diketahui, NASA akan mengandalkan sektor swasta untuk mengirimkan stok baru ke ISS, setelah memuseumkan sejumlah pesawat luar angkasanya. Khusus dengan SpaceX, NASA telah menandatangani kontrak senilai US$1,6 miliar untuk 12 kali pengiriman.
Yang membuat NASA tertarik, Dragon bisa mengangkut kargo bolak-balik, dari bumi dan ISS dalam jumlah yang sama. Dari ISS misalnya, pesawat itu akan mengangkut sampel darah dan urin astronot. Sampel-sampel itu, yang jumlahnya hampir 500, telah disimpan di freezer sejak Atlantis melakukan penerbangan ulang-alik terakhirnya pada bulan Juli 2011.
"Bagi sebagian orang, itu mungkin sangat aneh. Mungkin bagi Anda hanya urin, tapi bagi kami itu adalah emas," kata ahli nutrisi NASA, Scott Smith. "Banyak pengetahuan ilmiah yang bisa kami dapatkan dari sana."
Dragon akan menghabiskan hampir tiga minggu di stasiun ruang angkasa, sebelum akhirnya kembali ke bumi, dengan parasut, dan terjun ke Samudera Pasifik akhir Oktober nanti.
Dragon memang luar biasa, sebab tak ada pesawat luar angkasa Rusia, Eropa, atau Jepang yang bisa membawa pulang apapun. Mereka akan terbakar saat memasuki atmosfer Bumi. Sementara, kapsul Soyuz milik Rusia tak cukup mengangkut apapun, kecuali manusia.
Space Exploration Technologies Corp atau SpaceX adalah milik salah satu pendiri PayPal, Elon Musk. Tak puas hanya mengirim kargo, perusahaan tersebut kini sedang mengubah kapsul Dragon menjadi kendaraan pengangkut astronot dalam tiga tahun ke depan. Sejumlah perusahaan antariksa swasta lainnya juga sedang meretas jalan yang sama.
Kehadiran perusahaan swasta dalam hal ihwal perjalanan ke luar bumi adalah hal yang menguntungkan bagi NASA. Sebab, selama ini lembaga itu harus naik roket milik Rusia untuk mengorbit. Dengan harga super-mahal tentunya.
viva.co.id
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.