Reaktor Nuklir Mungkin Akan Dibangun di Bulan
Bulan |
Astronesia-Reaktor nuklir akan dibangun di Bulan dan mungkin juga Mars. Hal ini
dikatakan oleh James E Werner, pemimpin proyek pengembangan tersebut,
dalam National Meeting & Exposition of the American Chemical Society
(ACS) yang berlangsung pada Minggu (28/8/2011).
"Orang tidak akan menyadari keberadaan reaktor nuklir ini nantinya. Reaktornya mungkin hanya selebar 1,5 kaki dan tinggi 2,5 kaki (30 x 60 cm), kurang lebih hanya sebesar tas kopor," kata Werner seperti dikutip Physorg, kemarin.
Lebih lanjut, Werner mengatakan bahwa reaktor nuklir itu tidak memiliki tower pendingin seperti reaktor nuklir di Bumi. Reaktor nuklir terseebut dikatakan aman, terpercaya, dan sangat compact, bisa menjadi pembangkit daya di Bulan, Mars, ataupun tujuan misi lainnya. Reaktor nuklir iru dikembangkan atas kerja sama National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan US Department of Energy (DOE).
Werner sendiri memimpin Idaho National Laboratory yang terlibat dalam proyek ini. Rencananya, reaktor nuklir akan didemonstrasikan pada 2012 mendatang. Jika reaktor ini terwujud maka akan sangat mendukung misi antariksa di masa mendatang. Selama ini dukungan daya untuk misi antariksa bersumber dari sel bahan bakar dan tenaga surya, yang memiliki keterbatasan dalam aplikasinya.
"Perbedaan antara tenaga surya dan tenaga nuklir adalah bahwa tenaga nuklir bisa diaplikasikan di segala kondisi lingkungan. Teknologi fisi tidak tergantung pada cahaya matahari, memungkinkan produksi daya besar pada malam hari di lingkungan seperti Bulan, Mars, atau planet lain," urai Werner.
Werner menambahkan, reaktor nuklir bisa memproduksi daya sekitar 40 KW atau lebih, jumlah yang sama dari energi yang diproduksi oleh 8 reaktor nuklir di Bumi. Keunggulan lain, reaktor bisa bekerja di mana saja, di kawah ataupun di gua.
Menurut Werner, secara umum reaktor angkasa ini memiliki cara kerja yang sama dengan reaktor yang ada di Bumi. Namun, beberapa perbedaan dimiliki, misalnya soal berat. Di angkasa, berat harus seminimal mungkin.
Werner mengatakan, begitu teknologi ini matang dan bisa diaplikasikan, misi antariksa akan sangat terbantu. Eksplorasi ke berbagai penjuru semesta bisa dilakukan tanpa harus memikirkan ketersediaan cahaya Matahari.
"Orang tidak akan menyadari keberadaan reaktor nuklir ini nantinya. Reaktornya mungkin hanya selebar 1,5 kaki dan tinggi 2,5 kaki (30 x 60 cm), kurang lebih hanya sebesar tas kopor," kata Werner seperti dikutip Physorg, kemarin.
Lebih lanjut, Werner mengatakan bahwa reaktor nuklir itu tidak memiliki tower pendingin seperti reaktor nuklir di Bumi. Reaktor nuklir terseebut dikatakan aman, terpercaya, dan sangat compact, bisa menjadi pembangkit daya di Bulan, Mars, ataupun tujuan misi lainnya. Reaktor nuklir iru dikembangkan atas kerja sama National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan US Department of Energy (DOE).
Werner sendiri memimpin Idaho National Laboratory yang terlibat dalam proyek ini. Rencananya, reaktor nuklir akan didemonstrasikan pada 2012 mendatang. Jika reaktor ini terwujud maka akan sangat mendukung misi antariksa di masa mendatang. Selama ini dukungan daya untuk misi antariksa bersumber dari sel bahan bakar dan tenaga surya, yang memiliki keterbatasan dalam aplikasinya.
"Perbedaan antara tenaga surya dan tenaga nuklir adalah bahwa tenaga nuklir bisa diaplikasikan di segala kondisi lingkungan. Teknologi fisi tidak tergantung pada cahaya matahari, memungkinkan produksi daya besar pada malam hari di lingkungan seperti Bulan, Mars, atau planet lain," urai Werner.
Werner menambahkan, reaktor nuklir bisa memproduksi daya sekitar 40 KW atau lebih, jumlah yang sama dari energi yang diproduksi oleh 8 reaktor nuklir di Bumi. Keunggulan lain, reaktor bisa bekerja di mana saja, di kawah ataupun di gua.
Menurut Werner, secara umum reaktor angkasa ini memiliki cara kerja yang sama dengan reaktor yang ada di Bumi. Namun, beberapa perbedaan dimiliki, misalnya soal berat. Di angkasa, berat harus seminimal mungkin.
Werner mengatakan, begitu teknologi ini matang dan bisa diaplikasikan, misi antariksa akan sangat terbantu. Eksplorasi ke berbagai penjuru semesta bisa dilakukan tanpa harus memikirkan ketersediaan cahaya Matahari.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
2 komentar
Tambah komentarWahh baru saya sya sob.
dengan begini bumi jadi lebih aman ya sob, trims infonya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.