Planet Mirip Bumi Ini Mungkin Bisa Dihuni?
Ilustrasi |
Astronesia-Telah lama ilmuwan berupaya mencari potensi kehidupan ekstraterestrial
(di luar Bumi). Untuk itulah ilmuwan dari National Aeronautics and Space
Administration (NASA) melalui robot penjelajah Mars, Curiosity, telah
meneliti tanah, udara dan bebatuan di Mars.
Kendati demikian, eksperimen Curiosity masih belum mampu memastikan apakah planet merah tersebut akan dapat dihuni oleh manusia di masa depan. Tak hanya NASA Curiosity yang melakukan penelitian di Mars, tim internasional dari University of Hertfordshire juga mengungkap temuan baru tentang planet yang kemungkinan layak huni.
Dilansir Independent, Rabu (19/12/2012), ilmuwan mengatakan, sebuah planet dengan kondisi yang bisa mendukung kehidupan, mengorbit matahari lain dan terlihat oleh mata telanjang. Salah satu dari lima planet mengorbit Tau Ceti, yakni sebuah bintang yang mirip dengan matahari di sistem Tata Surya.
Astronom mengestimasi bahwa planet-planet yang mengorbit Tau Ceti ini berukuran dua sampai enam kali lipat dari Bumi. Salah satu dari planet tersebut, dengan lima kali lipat massa Bumi, terletak di zona bintang layak huni.
Dikenal juga dengan sebutan Goldilocks zone, ini merupakan wilayah orbital yang tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Sehingga, kondisi tersebut memungkinkan untuk munculnya air serta potensi kehidupan.
Karena sulitnya dalam mendeteksi planet ekstra-solar, sebagian besar planet tersebut ditemukan dengan tingkat massa yang tinggi. Keluarga planet Tau Ceti dianggap memiliki sistem solar massa terendah yang belum ditemukan.
Para peneliti menggunakan teknik sensitivitas tinggi dengan mengombinasikan data dari lebih dari 6.000 pengamatan. Pengamatan ini menggunakan tiga teleskop yang berbeda.
"Tau Ceti adalah salah satu tetangga kosmik terdekat. Planet ini memiliki cahaya yang kami dapat pelajari atmosfernya di masa depan," tutur James Jenkins, anggota dari tim internasional University of Hertfordshire.
Ia mengatakan, sistem planet ini ditemukan di sekitar bintang terdekat, yang juga dekat dengan matahari di sistem Tata Surya. Ini menandakan bahwa sistem planet ini umum atau serupa dengan galaksi Bima Sakti.
Kendati demikian, eksperimen Curiosity masih belum mampu memastikan apakah planet merah tersebut akan dapat dihuni oleh manusia di masa depan. Tak hanya NASA Curiosity yang melakukan penelitian di Mars, tim internasional dari University of Hertfordshire juga mengungkap temuan baru tentang planet yang kemungkinan layak huni.
Dilansir Independent, Rabu (19/12/2012), ilmuwan mengatakan, sebuah planet dengan kondisi yang bisa mendukung kehidupan, mengorbit matahari lain dan terlihat oleh mata telanjang. Salah satu dari lima planet mengorbit Tau Ceti, yakni sebuah bintang yang mirip dengan matahari di sistem Tata Surya.
Astronom mengestimasi bahwa planet-planet yang mengorbit Tau Ceti ini berukuran dua sampai enam kali lipat dari Bumi. Salah satu dari planet tersebut, dengan lima kali lipat massa Bumi, terletak di zona bintang layak huni.
Dikenal juga dengan sebutan Goldilocks zone, ini merupakan wilayah orbital yang tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Sehingga, kondisi tersebut memungkinkan untuk munculnya air serta potensi kehidupan.
Karena sulitnya dalam mendeteksi planet ekstra-solar, sebagian besar planet tersebut ditemukan dengan tingkat massa yang tinggi. Keluarga planet Tau Ceti dianggap memiliki sistem solar massa terendah yang belum ditemukan.
Para peneliti menggunakan teknik sensitivitas tinggi dengan mengombinasikan data dari lebih dari 6.000 pengamatan. Pengamatan ini menggunakan tiga teleskop yang berbeda.
"Tau Ceti adalah salah satu tetangga kosmik terdekat. Planet ini memiliki cahaya yang kami dapat pelajari atmosfernya di masa depan," tutur James Jenkins, anggota dari tim internasional University of Hertfordshire.
Ia mengatakan, sistem planet ini ditemukan di sekitar bintang terdekat, yang juga dekat dengan matahari di sistem Tata Surya. Ini menandakan bahwa sistem planet ini umum atau serupa dengan galaksi Bima Sakti.
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.