Matahari "Meletus" di Malam Tahun Baru
Ledakan Matahari yang terjadi pada Senin (23/1/2012) pukul 10.59 WIB. |
Astronesia-Pada saat masyarakat Bumi merayakan Tahun Baru dengan letusan kembang
api, Matahari sebagai pusat tata surya juga ikut meramaikannya. Namun,
Matahari melakukannya dengan cara terdahsyat, yaitu memancarkan ledakan (solar flare).
Letusan yang terhitung kecil ini terjadi beberapa jam jelang pergantian tahun 2012 ke 2013, Senin (31/12/2012). Solar Dynamics Observatory (SDO) milik NASA menangkap momen tersebut dan mengabadikannya dalam bentuk video yang diunggah ke Youtube dengan judul "NASA SDO-New Year's Ballet".
Video berdurasi 17 detik tersebut memperlihatkan letusan plasma superpanas yang membuncah hingga ke atmosfer Matahari. Medan magnet yang besar membentuk semacam lorong panas yang terlihat indah.
Erupsi ini terjadi saat Matahari tengah mendekati fase terkuat dari siklus 11 tahunan. Diperkirakan para ahli, akan terjadi periode ledakan paling intens dari ejeksi massa korona (CME) dan bintik Matahari dalam rentang waktu 12 bulan ke depan.
Setelah itu, medan magnet Matahari akan melemah dan fenomena CME akan meredup dengan sendirinya. Hingga 11 tahun kemudian, fenomena ini akan kembali berulang.
Letusan yang terhitung kecil ini terjadi beberapa jam jelang pergantian tahun 2012 ke 2013, Senin (31/12/2012). Solar Dynamics Observatory (SDO) milik NASA menangkap momen tersebut dan mengabadikannya dalam bentuk video yang diunggah ke Youtube dengan judul "NASA SDO-New Year's Ballet".
Video berdurasi 17 detik tersebut memperlihatkan letusan plasma superpanas yang membuncah hingga ke atmosfer Matahari. Medan magnet yang besar membentuk semacam lorong panas yang terlihat indah.
Erupsi ini terjadi saat Matahari tengah mendekati fase terkuat dari siklus 11 tahunan. Diperkirakan para ahli, akan terjadi periode ledakan paling intens dari ejeksi massa korona (CME) dan bintik Matahari dalam rentang waktu 12 bulan ke depan.
Setelah itu, medan magnet Matahari akan melemah dan fenomena CME akan meredup dengan sendirinya. Hingga 11 tahun kemudian, fenomena ini akan kembali berulang.
Sumber: Kompas.com
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.