Indonesia Pernah Alami Kejadian Seperti "Meteor Rusia" Tahun 2009
Ilustrasi |
Astronesia-Fenomena mendaratnya meteor di wilayah Chelyabinsk Russia pada Jumat, 15
Februari 2013, sebelumnya juga pernah terjadi di Indonesia. Tepatnya
pada 8 Oktober 2009 di wilayah Bone, Sulawesi Selatan. Hanya saja, yang
membedakan ialah ukuran meteor yang tiba di Tanah Air ini lebih kecil.
"Meteor Rusia, kalau saya bandingkan kejadian serupa di Bone, 8 Oktober 2009, di mana ada jalur awan putih dan terdengar ledakan serta rumah warga bergetar. Kejadian di Bone, dengan data-data pemantau ledakan, disimpulkan bahwa kejadian itu disebabkan oleh asteroid berukuran (lebar) 10 meter," kata Thomas Djamaluddin dari Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) ketika dihubungi Okezone, Sabtu (16/2/2013).
Ia mengatakan, di Rusia asteroid lebih besar dengan yang ada di Bone. Seperti yang diestimasikan badan antariksa Amerika Serikat NASA, ukuran meteor Rusia ini sebesar satu mobil bus dan memiliki berat 7 ribu ton.
Thomas menjelaskan, apa yang terjadi pada peristiwa datangnya meteor di Rusia, yang menyebabkan lebih dari seribu orang luka-luka ini disebabkan oleh gelombang kejut. "Efek gelombang kejut ini menimbulkan kerusakan pada bangunan dan fasilitas kota," terangnya.
Sehingga, menurutnya, meteor ini sendiri tidak menimbulkan kerusakan secara langsung. "Kalau dijelaskan, asteroid ukuran sekira belasan meter itu masuk dari arah timur pada ketinggian 20-30 kilometer menghadapi atmosfer padat dan terjadi gelombang kejut, sonicboom. Kecepatan masuk ini jauh melebihi kecepatan suara, 30 kilometer per detik," jelasnya.
Ketika ditanya apakah perbedaan asteroid, meteor dan komet, Thomas menjelaskan bahwa benda luar angkasa ini muncul akibat sisa-sisa pembentukan tata surya.
"Asteroid dan meteor sama-sama sisa pembentukan tata surya. Sementara komet kandungan esnya lebih besar. Sedangkan Asteroid lebih banyak kandungan bebatuan. Ketika masuk ke atmosfer, menimbulkan seperti benda terbakar (bola api) itu meteor. Secara umum bola api disebut dengan meteor," tuturnya.
Lebih lanjut Thomas menjelaskan, dari segi komposisi, asteroid ini juga persis seperti batuan di Bumi. Ia mengatakan, masyarakat tidak perlu merasa khawatir terhadap batuan asing ini, selain benda antariksa ini biasanya mendarat di wilayah tak berpenghuni, juga objek tersebut tidak mengandung radiasi atau racun.
"Meteor Rusia, kalau saya bandingkan kejadian serupa di Bone, 8 Oktober 2009, di mana ada jalur awan putih dan terdengar ledakan serta rumah warga bergetar. Kejadian di Bone, dengan data-data pemantau ledakan, disimpulkan bahwa kejadian itu disebabkan oleh asteroid berukuran (lebar) 10 meter," kata Thomas Djamaluddin dari Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) ketika dihubungi Okezone, Sabtu (16/2/2013).
Ia mengatakan, di Rusia asteroid lebih besar dengan yang ada di Bone. Seperti yang diestimasikan badan antariksa Amerika Serikat NASA, ukuran meteor Rusia ini sebesar satu mobil bus dan memiliki berat 7 ribu ton.
Thomas menjelaskan, apa yang terjadi pada peristiwa datangnya meteor di Rusia, yang menyebabkan lebih dari seribu orang luka-luka ini disebabkan oleh gelombang kejut. "Efek gelombang kejut ini menimbulkan kerusakan pada bangunan dan fasilitas kota," terangnya.
Sehingga, menurutnya, meteor ini sendiri tidak menimbulkan kerusakan secara langsung. "Kalau dijelaskan, asteroid ukuran sekira belasan meter itu masuk dari arah timur pada ketinggian 20-30 kilometer menghadapi atmosfer padat dan terjadi gelombang kejut, sonicboom. Kecepatan masuk ini jauh melebihi kecepatan suara, 30 kilometer per detik," jelasnya.
Ketika ditanya apakah perbedaan asteroid, meteor dan komet, Thomas menjelaskan bahwa benda luar angkasa ini muncul akibat sisa-sisa pembentukan tata surya.
"Asteroid dan meteor sama-sama sisa pembentukan tata surya. Sementara komet kandungan esnya lebih besar. Sedangkan Asteroid lebih banyak kandungan bebatuan. Ketika masuk ke atmosfer, menimbulkan seperti benda terbakar (bola api) itu meteor. Secara umum bola api disebut dengan meteor," tuturnya.
Lebih lanjut Thomas menjelaskan, dari segi komposisi, asteroid ini juga persis seperti batuan di Bumi. Ia mengatakan, masyarakat tidak perlu merasa khawatir terhadap batuan asing ini, selain benda antariksa ini biasanya mendarat di wilayah tak berpenghuni, juga objek tersebut tidak mengandung radiasi atau racun.
Sumber: Okezone.com
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.