Misteri Ledakan Bintang 150 Tahun Lalu Terpecahkan
Astronesia-Astronom mengungkap misteri ledakan bintang yang terjadi ratusan tahun
lalu. Astronom meyakini bahwa terjadi fase ledakan berulang secara
stabil, ketimbang satu ledakan besar tunggal yang menghancurkan tubuh
bintang secara keseluruhan.
Dilansir Nbcnews, Minggu (3/2/2013), penelitian ini bermula dari ledakan bintang yang dilaporkan terjadi di 1866. Ketika itu, astronom asal Inggris John Herschel mengumumkan bahwa ia melihat sinar cerah di lokasi serupa, yang terjadi di 24 tahun lalu.
Klaim Herschel lantas ditentang. Beberapa kalangan mengatakan bahwa Herschel hanya melihat satu bintang yang cukup umum di 1842. Kini, peneliti mempertanyakan apakah bintang tersebut meledak secara berulang atau hancur dalam satu ledakan tunggal.
Untuk mengungkap misteri 150 tahun lalu tersebut, peneliti Bradley Schaefer dari Louisiana State University mempelajari dokumentasi yang diterbitkan di Royal Society Inggris, di mana Herschel menuliskan temuannya. Schaefer menemukan bahwa dokumen itu mengungkap apa yang diobservasi oleh Herschel bukanlah nova (ledakan nuklir cataclysmic) T Coronae Borealis (T CrB), tetapi bintang lain dengan kode nama BD+25°3020.
Astronom meyakini bahwa terjadi fase ledakan berulang, di mana terdapat bintang kurcaci putih yang menarik materi dari bintang pendampingnya. Kemudian, bintang tersebut menyala ketika material telah cukup dan jatuh ke permukaan mereka.
Bagi astronom, mempelajari bagaimana T Coronae Borealis (T CrB) ini meledak adalah penting untuk memahami objek yang akhirnya bisa berkembang menjadi supernova Tipe 1a. Di 1866, ledakan nova ini belum mampu dipahami dengan baik.
Schaefer mengungkapkan, mempelajari ledakan nova dan memecahkan misterinya tidaklah mudah. Bintang BD terlalu redup untuk diamati di permukaan laut dengan mata telanjang. Menurut Schaefer, Herschel tidak mungkin melihat bintang tersebut tanpa adanya bantuan alat.
Dilansir Nbcnews, Minggu (3/2/2013), penelitian ini bermula dari ledakan bintang yang dilaporkan terjadi di 1866. Ketika itu, astronom asal Inggris John Herschel mengumumkan bahwa ia melihat sinar cerah di lokasi serupa, yang terjadi di 24 tahun lalu.
Klaim Herschel lantas ditentang. Beberapa kalangan mengatakan bahwa Herschel hanya melihat satu bintang yang cukup umum di 1842. Kini, peneliti mempertanyakan apakah bintang tersebut meledak secara berulang atau hancur dalam satu ledakan tunggal.
Untuk mengungkap misteri 150 tahun lalu tersebut, peneliti Bradley Schaefer dari Louisiana State University mempelajari dokumentasi yang diterbitkan di Royal Society Inggris, di mana Herschel menuliskan temuannya. Schaefer menemukan bahwa dokumen itu mengungkap apa yang diobservasi oleh Herschel bukanlah nova (ledakan nuklir cataclysmic) T Coronae Borealis (T CrB), tetapi bintang lain dengan kode nama BD+25°3020.
Astronom meyakini bahwa terjadi fase ledakan berulang, di mana terdapat bintang kurcaci putih yang menarik materi dari bintang pendampingnya. Kemudian, bintang tersebut menyala ketika material telah cukup dan jatuh ke permukaan mereka.
Bagi astronom, mempelajari bagaimana T Coronae Borealis (T CrB) ini meledak adalah penting untuk memahami objek yang akhirnya bisa berkembang menjadi supernova Tipe 1a. Di 1866, ledakan nova ini belum mampu dipahami dengan baik.
Schaefer mengungkapkan, mempelajari ledakan nova dan memecahkan misterinya tidaklah mudah. Bintang BD terlalu redup untuk diamati di permukaan laut dengan mata telanjang. Menurut Schaefer, Herschel tidak mungkin melihat bintang tersebut tanpa adanya bantuan alat.
Sumber: Okezone.com
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.