Ternyata Meteor Jatuh Punya Periode Ulang
Meteor Rusia |
Astronesia-Meteor kecil punya periode ulang jatuh ke bumi tiap 10 dan 40-50 tahun.
Meteor yang garis tengahnya berukuran kurang dari 100 meter itu masih
menjadi ancaman penduduk bumi karena belum bisa terdeteksi. Lokasi
jatuhnya pun bisa di mana saja, termasuk Indonesia.
Peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung, Abdul Rachman, menyatakan, meteor kecil berukuran kurang dari 100 meter. Adapun yang lebih dari 100 meter, yang disebut meteor besar, pergerakannya ke bumi bisa dipantau oleh radar benda angkasa, misalnya oleh NASA. "Kalau kurang dari 100 meter, masih ada kemungkinan lolos ke bumi," ujarnya, Ahad, 17 Februari 2013.
Peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung, Abdul Rachman, menyatakan, meteor kecil berukuran kurang dari 100 meter. Adapun yang lebih dari 100 meter, yang disebut meteor besar, pergerakannya ke bumi bisa dipantau oleh radar benda angkasa, misalnya oleh NASA. "Kalau kurang dari 100 meter, masih ada kemungkinan lolos ke bumi," ujarnya, Ahad, 17 Februari 2013.
Ukuran itu mengacu pada bentuk awal meteor atau asteroid saat masih
melayang di angkasa. Saat berhasil lolos masuk ke bumi, ukuran meteor
menyusut karena terbakar lapisan atmosfer. "Ancaman meteor di Indonesia
sama seperti di wilayah negara lain," katanya.
Meteor kecil ternyata punya periode ulang jatuh. Misalnya, meteor jatuh yang menggegerkan warga Bone pada Oktober 2009 lalu, yang berukuran 9-10 meter. Periode ulang jatuhnya meteor ini 10 tahun sekali. Lain lagi dengan meteor terbaru yang melukai 1.000 orang lebih warga Chelyabinsk, Rusia, pada 15 Februari 2013, diperkirakan berukuran 15-17 meter. "Yang di Rusia sekitar 40-50 tahun," kata Abdul Rachman.
Meteor kecil ternyata punya periode ulang jatuh. Misalnya, meteor jatuh yang menggegerkan warga Bone pada Oktober 2009 lalu, yang berukuran 9-10 meter. Periode ulang jatuhnya meteor ini 10 tahun sekali. Lain lagi dengan meteor terbaru yang melukai 1.000 orang lebih warga Chelyabinsk, Rusia, pada 15 Februari 2013, diperkirakan berukuran 15-17 meter. "Yang di Rusia sekitar 40-50 tahun," kata Abdul Rachman.
Walau diketahui frekuensi perulangan waktunya, lokasi jatuh meteor masih
menyebar acak di bumi. "Kecil kemungkinan jatuh di lokasi yang sama
dengan sebelumnya," ujar dia.
Beberapa penanda meteor akan jatuh ke tanah, di antaranya, ledakan keras di langit, terlihat bola api atau garis lintasan asap di langit, dan getaran pada bangunan sebagai hasil gelombang kejut akibat laju meteor yang melebihi kecepatan suara alias sonic boom.
Beberapa penanda meteor akan jatuh ke tanah, di antaranya, ledakan keras di langit, terlihat bola api atau garis lintasan asap di langit, dan getaran pada bangunan sebagai hasil gelombang kejut akibat laju meteor yang melebihi kecepatan suara alias sonic boom.
Sumber : Tempo.co
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.