Koleksi Debu Bulan yang "Hilang" Ditemukan Kembali

http://astronesia.blogspot.com/
Koleksi debu Bulan ditemukan di lawrence Berkeley National Laboratory.

Astronesia-Debu Bulan hasil koleksi misi Apollo 11 yang dipimpin Neil Armstrong dan Buzz Aldrin ditemukan. Debu Bulan itu ditemukan setelah 40 tahun tersembunyi di Lawrence Berkeley National Laboratory.

"Kami tak tahu bagaimana dan kapan koleksi debu Bulan itu berakhir di tabung penyimpanan," kata Karen Nelson dari Lawrence Berkeley National Laboratory yang membuat penemuan mengejutkan itu seperti dikutip Space, Kamis (23/5/2013).

Bersama koleksi itu, ditemukan pula makalah ilmiah yang dipublikasikan di Proceedings of the Second Lunar Science Conference tahun 1971 yang berjudul "Study of carbon compounds in Apollo 11 and Apollo 12 returned lunar samples".

Makalah ilmiah yang ditemukan ditulis oleh peneliti dari University of California, Berkeley, termasuk pemenang Nobel Kimia, Melvin Calvin. Makalah menguraikan pentingnya menjaga debu Bulan dari kontaminasi selama pendaratan ke Bumi dan kontaminasi bakteri debu Bulan togen di Bumi.

Ada 20 buah sampel debu Bulan yang ditemukan. Sampel tersebut seharusnya dikirim ke Space Sciences Laboratory, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Belum diketahui bagaimana sampel debu Bulan itu akhirnya hanya teronggok di koleksi lab itu.

Setelah penemuan ini, Nelson langsung mengontak NASA. Ia berniat mengembalikan sampel tersebut sekaligus meminta izin untuk membuka tabung berisi debu Bulan itu. NASA mengizinkan Nelson membukanya.

Secara total, misi Apollo membawa 382 kilogram sampel batuan dan debu Bulan ke Bumi antara tahun 1969-1972. Sejumlah 68 gram diberikan kepada Calvin untuk diteliti. Namun, jumlah sampel yang dikembalikan ke NASA hanya 50 gram.

Ryan Zeigler, kurator sampel misi Apollo di NASA, mengatakan, 18 gram sampel yang tak dikembalikan oleh Calvin mungkin telah dihancurkan dalam penelitian. Jumlah sampel yang ditemukan Nelson sendiri 3 gram. Menurut Zeigler, mungkin sampel berakhir di lab karena miskomunikasi.

Zeigler mengungkapkan bahwa dirinya tidak tahu apakah sampel yang baru saja ditemukan ini akan dipelajari lagi. Namun, ia mengatakan bahwa sampel ini sangat menarik dan bisa memenuhi permintaan sampel untuk kebutuhan apa pun di masa depan. 


Sumber : Kompas

Blog ini adalah sajian berita Sains dan Teknologi yang kami kutip dari berbagai Sumber, jika anda menyukai dan mau dapatkan Update berita terbaru, harap ikuti blog ini dengan memasukan Email anda atau mengikuti Twitter/Facebook, dengan begitu anda secara otomatis akan mendapatkan Update Berita terbaru disini.


Share This Article Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Recommendation News close button
Back to top

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.

Thanks For Your Comment Here
Powered by Blogger.