Warna Asli Dari Exoplanet Terungkap Untuk Pertama Kalinya
Astronesia-Sebut saja titik biru. Untuk pertama kalinya, para ilmuwan telah melihat warna dari dunia asing yang jauh.Exoplanet ini bernama HD 189733b yang berjarak sekitar 63 tahun cahaya dari Bumi .Ilmuwan mengatakan badai hujan kaca dan angin super cepat sedang mengamuk di planet ini.
Warna biru planet ini diambil menggunakan teleskop luar angkasa Hubble. Meskipun planet ini mungkin sama dengan warna Bumi dari ruang angkasa, para ilmuwan berpikir bahwa HD 189733b adalah "hot Jupiter" - sebuah planet gas raksasa yang mengorbit sangat dekat dengan bintangnya.Planet ini memerlukan waktu 2,2 hari waktu Bumi untuk mengorbit bintang induknya.
"Planet ini telah dipelajari dengan baik di masa lalu, baik oleh tim kita sendiri dan tim lain," kata Frédéric Pont dari University of Exeter, Inggris,yang pemimpin program observasi Hubble dalam sebuah pernyataan.
Cuaca exoplanet ini kurang dari ideal. Atmosfernya lebih dari 1.832 derajat Fahrenheit (1.000 derajat Celsius) dan planet ini diserang oleh hujan kaca dan angin yang bertiup sekitar 4.350 mil per jam (7.000 km / jam).
Pada tahun 2007, NASA Spitzer Space Telescope membantu para ilmuwan memetakan kondisi cuaca dari planet alien aneh ini ketika teleskop ruang angkasa tersebut menghasilkan salah satu peta suhu pertama dari sebuah planet ekstrasurya.Data menunjukkan bahwa suhu di sisi siang dan malam dari dunia aneh ini berbeda sekitar 500 derajat Fahrenheit (260 derajat Celsius), yang menyebabkan angin kencang bertiup.Bagaimana pun,Para ilmuwan tidak yakin apa yang menyebabkan planet ini berwarna biru.
"Sulit untuk tahu persis apa yang menyebabkan warna atmosfer planet, bahkan untuk planet di tata surya," kata Pont."Tapi pengamatan baru menambahkan bagian lain teka-teki atas sifat dan suasana HD 189733b. Kami secara perlahan melukis gambaran yang lebih lengkap dari planet eksotis ini".
Tim peneliti menemukan warna planet dengan mengukur cahaya yang dipantulkan dari permukaan planet.
"Kami melihat kecerahan seluruh sistem turun di bagian biru spektrum ketika planet lewat di belakang bintangnya," Tom Evans dari University of Oxford, Inggris, pemimpin studi yang diterbitkan dalam edisi 1 Agustus dari jurnal Astrophysical Journal Letters mengatakan dalam sebuah pernyataan."Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa planet ini berwarna biru, karena sinyal tetap konstan pada warna lain yang kita diukur."
Sumber : Space.com
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.