Astronom Temukan Tanda-Tanda Gelombang Di Laut Titan
Gambar false color permukaan Titan ini dibuat menggunakan pengukuran radar dari NASA Cassini.Ini adalah Ligeia Mare, danau terbesar kedua Titan |
AstroNesia ~ Titan adalah bulan terbesar milik planet Saturnus. Kondisi bulan itu mirip bumi dalam versi bola kaca dengan siklus musim dan atmosfer yang unik. Dalam Konferensi Ilmu Pengetahuan Planet dan Satelit ke-45 di Texas, Amerika Serikat, para peneliti menyatakan telah menemukan adanya tanda gerakan gelombang di lautan Titan.
Permukaan Titan dibentuk oleh terpaan angin dan hujan yang menghasilkan bentuk sungai, saluran dalam, bukit pasir, garis pantai dan lautan. Alih-alih diisi oleh tumpukan batu atau pasir seperti di bumi, area pegunungan dan perbukitan di Titan terbuat dari es. Sementara hidrokarbon cair mengisi relung-relung bulan tersebut.
Lautan Titan terisi oleh hidrokarbon seperti metan dan etan. Hidrokarbon itu tetap dalam kondisi cair di permukaan Titan yang suhunya sekitar -180 derajat Celcius. Sinyal keberadaan gelombang lautan di Titan dideteksi di area Punga Mare. "Kami berhasil menemukan gelombang pertama di luar bumi," kata pakar planet Jason Barnes dari Universitas Idaho. Konferensi yang diikuti Barnes dibuka pada 17 Maret lalu dan berlangsung selama sepekan.
Sebagian besar danau dan laut di Titan berada di wilayah kutub utara. Satu area lautan yang disebut Ligeia Mare diperkirakan mengandung 9.000 kilometer kubik metan cair. Jumlah ini setara dengan 40 kali lipat kandungan minyak dan gas yang ada di bumi.
Wahana luar angkasa Cassini yang mengorbit di Titan sepanjang 2012 dan 2013 menangkap pantulan cahaya matahari dari permukaan hidrokarbon cair mirip seperti yang terjadi di lautan bumi. "Apa yang kami lihat tampaknya serupa seperti gelombang di beberapa lokasi di Punga Mare dengan kemiringan sekitar enam derajat," kata Barnes.
Dengan asumsi yang dilihatnya adalah ombak, maka diperlukan angin dengan kecepatan 0,75 meter per detik untuk membuat gelombang di lokasi seperti itu. "Ketinggian riaknya mungkin hanya sekitar dua sentimeter," kata Barnes.
Namun kondisi cuaca di Titan tampaknya akan menguat. Hal itu memberikan para peneliti kesempatan besar mencari data untuk memahami kondisi Titan. "Sepertinya angin akan bertiup semakin kencang dan gelombang mulai meninggi," kata Ralph Lorenz dari Johns Hopkins Applied Physics Laboratory di Maryland, kepada BBC News.
Lorenz mengatakan jika angin bertiup cukup kencang maka cairan di Titan bisa semakin tinggi dan menyebabkan gelombang badai. Dia berharap bisa melihat kenaikan muka air laut setinggi satu meter yang bisa mempengaruhi garis pantai dan terpantau dari orbit. "Gelombang atau ombak setinggi satu meter sangat mungkin terjadi di Titan. Apakah kita bisa melihatnya melalui Cassini, itu masalah yang lain," katanya.
Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.