Setengah Dari Bintang Yang Memiliki Exoplanet Adalah Bintang Biner
 |
| Ilustrasi planet yang mengorbit bintang biner |
AstroNesia ~ Para peneliti memperkirakan bahwa setengah dari semua bintang induk exoplanet kemungkinan bintang biner.
Teleskop NASA Kepler yang kini rusak di orbit bisa dibilang pemburu planet yang paling sukses di dunia. Selama hampir empat tahun, Kepler terus memantau 150.000 bintang untuk mencari dips kecil dalam cahaya ketika planet melintas di depan mereka.
Sampai saat ini, para astronom telah mengkonfirmasi hampir 1.500 exoplanet menggunakan data Kepler saja. Tapi basis data Kepler sangat besar. Dan menurut arsip exoplanet ada lebih dari 7.000 “Kepler Objects of Interest,” dijuluki KOIs yang kemungkinan juga exoplanet.
Ada sejumlah pertanyaan tak berujung yang menunggu untuk di jawab. Salah satunya adalah Berapa banyak exoplanet yang mengorbit dua bintang? Bintang biner telah lama dikenal (setengah dari bintang di galaksi Bima sakti adalah bintang biner).
Bintang dengan exoplanet cenderung memiliki pendamping biner. 40-50% bintang induk exoplanet sebenarnya bintang biner,seperti yang ditunjukkan oleh tim astronom yang dipimpin oleh Dr Elliott Horch, Southern Connecticut State University.
Tim peneliti memanfaatkan teknologi terbaru, speckle imaging untuk melihat pada bintang KOI dan mencari setiap bintang pendampingnya. Dalam menggunakan teknik ini, para astronom mendapatkan gambar yang cepat dari sebagian kecil dari langit di sekitar bintang. Mereka kemudian menggabungkan gambar menggunakan satu set algoritma kompleks yang menghasilkan gambar akhir dengan resolusi yang lebih baik dibanding teleskop Hubble.
Speckle imaging memungkinkan para astronom untuk mendeteksi bintang pendamping hingga 125 kali lebih redup. Tim terkejut mengetahui bahwa setengah dari target mereka memiliki bintang pendamping.
Temuan baru ini akan segera diterbitkan dalam Astrophysical Journal.
Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Recommendation News
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.