Pria India Ini Berbohong Dan Ngaku Kerja Di NASA
Arun P. Vijayakumar |
AstroNesia ~ Arun P. Vijayakumar mengumumkan kepada publik bahwa ia menjadi warga negara India pertama yang diterima bekerja di National Aeronautics and Space Administration (NASA). Arun mengumumkan kabar gembira itu lewat laman Facebook-nya.
Arun pun langsung dijadikan subyek headline sejumlah harian, seperti The Hindu dan Deccan Chronicle. Namun siapa sangka ternyata berita itu adalah hasil karangannya sendiri. "Saya amat senang telah diterima sebagai ilmuwan penelitian untuk NASA," tulis Arun lewat akun Facebook-nya.
Bahkan pria 27 tahun ini mengaku sudah belajar di Massachusetts Institute of Technology (MIT), salah satu sekolah teknologi terpandang di Amerika Serikat, untuk mengeksplorasi unsur-unsur luar angkasa dari jarak jauh. Ia juga mengklaim sudah mendapatkan gelar S-2 di sana. The Hindu pun melakukan wawancara eksklusif dengan Arun. Namun cerita sukses Arun diduga bohong belaka.
Kebohongan itu diungkap dalam laman Facebook Netizen Police, organisasi bentukan polisi India yang menyelidiki penipuan online. Organisasi itu menemukan bahwa cerita Arun itu hanya bualan. "Arun berbohong untuk mendapatkan ketenaran.
Rincian kebohongan Arun akan segera dirilis agar ia tidak melakukan hal ini lagi di masa depan," demikian pernyataan Netizen Police.
Pengungkapan itu tentu membuat segenap warga India terkejut. Arun akhirnya mengakui semua kebohongannya. Ia membenarkan, tidak pernah direkrut oleh NASA, tidak bekerja dengan ilmuwan Barbara Lesko di MIT, tidak pernah bertemu dengan Perdana Menteri Narendra Modi, dan tidak mendapat gelar magister.
Salah satu syarat untuk bekerja di NASA adalah anda harus seorang warga negara amrik seperti disebutkan disini : http://nasajobs.nasa.gov/jobs/noncitizens.htm
Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.