Jepang Sukses Luncurkan Hayabusa 2 Untuk Mengeksplorasi Asteroid
Peluncuran misi Hayabusa 2 milik Jepang |
AstroNesia ~ Jepang berhasil meluncurkan misi ambisiusnya untuk membuat ledakan di asteroid dan membawa sampel batu ruang angkasa kembali ke Bumi.
Misi asteroid Hayabusa 2 yang dilakukan Badan Eksplorasi Ruang Angkasa Jepang (JAXA) meluncur pada Rabu, 3 Desember 2014, dari Pusat Ruang Angkasa Tanegashimau. Jika semua berjalan lancar, pesawat ruang angkasa itu akan membawa sampel asteroid 1999 JU3 kembali ke Bumi pada akhir 2020.
Hayabusa2 adalah lanjutan dari misi Hayabusa, yang membawa sampel murni pertama dari asteroid ke Bumi pada 2010 setelah menjalankan misinya selama tujuh tahun.
Seperti pendahulunya, Hayabusa2 akan menggunakan mesin ion untuk mengejar asteroid sasaran, serta juga akan mengumpulkan sampel batuan ruang angkasa dan membawanya kembali ke lokasi pendaratan di pedalaman Australia. Tapi jika misi Hayabusa pertama hanya berhasil mengambil sejumlah kecil material asteroid, Hayabusa2 ini dirancang untuk mendapatkan lebih banyak batuan ruang angkasa.
Asteroid 1999 JU3 adalah batuan ruang angkasa karbon atau bertipe C. Batuan itu berbeda dengan asteroid Itokawa tipe S, yang dikunjungi oleh Hayabusa pertama. Para ilmuwan menduga asteroid 1999 JU3 mengandung air dan material organik.
"Mineral dan air laut yang membentuk Bumi serta material untuk kehidupan diyakini sangat terkait dengan nebula tata surya primitif di awal tata surya," tulis JAXA dalam deskripsi misi mereka.
"Jadi, kami berharap dapat memperjelas asal-usul kehidupan dengan menganalisis sampel yang diperoleh dari benda angkasa primordial, seperti asteroid ini, untuk mempelajari bahan organik dan air di sistem tata surya, dan bagaimana mereka hidup berdampingan sambil mempengaruhi satu sama lain."
Untuk mencapai asteroid 1999 JU3, Hayabusa2 akan melakukan terbang lintas Bumi pada 2015 untuk menambah kecepatan, kemudian bertemu dengan batu ruang angkasa sasarannya pada 2018. Hayabusa 2 diperkirakan akan mengorbit asteroid selama 18 bulan dan mendarat tiga kali untuk mengambil material sampel.
Sementara Hayabusa2 mempelajari asteroid 1999 JU3 dari orbitnya, JAXA akan mengerahkan tiga rover dan sebuah pendarat di Jerman bernama MASCOT, yang akan bekerja secara independen di permukaan untuk mengumpulkan informasi tentang komposisi dan sejarah asteroid.
Biaya pengembangan Hayabusa2 sekitar US$ 136,5 juta (Rp 1,67 triliun), dengan berbagai perbaikan terhadap pembawa misi pendahulunya untuk asteroid Itokawa. Hayabusa sendiri berarti Elang.
Mesin ion Hayabusa2 memiliki daya pendorong 20 persen lebih kuat dibanding Hayabusa pertama, yang diluncurkan pada 2003. Pengamatan ilmiah Hayabusa2 akan memakan waktu 18 bulan, bukan hanya tiga bulan.
Sementara desain dasarnya mirip dengan Hayabusa pertama, menurut JAXA, Hayabusa2 memiliki instrumen yang lebih canggih untuk mempelajari asteroid sasaran.
Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.