Mengenang 10 Tahun Tsunami Aceh
Kerusakan pesisir Sumatra saat Tsunami Aceh 2004 yang terlihat dari luar angkasa |
AstroNesia ~ Hari ini, genap 10 tahun saat gempa bawah laut berkekuatan 9,1 skala Richter mengguncang Samudera Hindia di lepas pantai Sumatera Utara, Indonesia. Seluruh Bumi pun bergetar hebat.Lalu yang kemudian adalah bencana.
Gelombang raksasa muncul setinggi 30 meter, menghantam Aceh, Thailand, Sri Lanka, India, Maladewa, dan pesisir timur Afrika. Jutaan liter air laut tumpah ke daratan. Lebih dari 230 ribu nyawa melayang atau dinyatakan hilang. Menjadi salah satu bencana terdahsyat di Abad ke-21.
Kedahsyatan dampak tsunami Aceh dan Samudera Hindia saat itu juga disaksikan dari luar angkasa. Termasuk awak Expedition 10 yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional.Seperti dimuat situs Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), kerusakan di pesisir Sumatera terlihat jelas dari luar Bumi.
Kerusakan juga terekam di Phuket, Thailand, di mana cucu Raja Thailand Raja Bhumibol Adulyadej, Bhumi Jensen menjadi salah satu korbannya.
Kerusakan juga terekam di Phuket, Thailand |
Sementara, pesisir pantai Pulau Simeulue tak terjadi kerusakan fatal. Kendati letaknya berupa pulau dikelilingi oleh lautan, saat terjadi amuk tsunami, kematian di Simeulue relatif minim. Salah satu faktor, masyarakat di sana memiliki kearifan lokal.
Tsunami dalam masyarakat Simeulue disebut dengan smong, yakni peristiwa air laut surut setelah terjadi gempa. Saat mengalami kejadian seperti ini, masyarakat seluruhnya lari ke bagian wilayah yang lebih tinggi.
Ilmuwan menemukan sebuah gua di pesisir barat laut Sumatera, di Aceh, yang secara mengagumkan merekam kejadian tsunami dahsyat yang pernah terjadi di Samudera Hindia. Bahkan sejak ribuan tahun lalu.
Gua kapur yang berada dekat Banda Aceh ternyata menyimpan deposit pasir yang dielak paksa oleh gelombang raksasa -- yang dipicu gempa selama ribuan tahun.
Para ahli menggunakan situs itu untuk membantu menentukan frekuensi bencana -- seperti peristiwa 26 Desember 2004. "Gua pesisir ini adalah 'gudang' yang unik. Yang memberi petunjuk tentang yang terjadi beberapa ribu tahun lalu, yang memungkinkan kita untuk mengetahui kapan terjadinya setiap tsunami yang terjadi selama waktu itu," kata ahli geologi, Dr Jessica Pilarczyk.
Mengenang kembali tsunami Aceh bukan untuk menguak luka lama, namun mengingatkan bahwa kita hidup di tanah subur yang rawan bencana. Tsunami Aceh adalah peringatan: bencana bisa jadi berulang di manapun di bumi Nusantara.
Izinkanlah blog yang kecil dan murahan ini mengucapkan selamat hari Natal 2014 & Tahun Baru 2015.
— Astronesia
Jangan lupa follow twitter kami di @Berita_astronomi
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Astronesia. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.